Pelaku yang sempat masuk daftar pencarian orang (DPO) akhirnya ditemukan di daerah Lubuk, Bangka Tengah.
Namun proses penangkapan pada Senin (4/12/2023) dini hari tak berjalan mulus. Pelaku berontak dan menghunus parang pada petugas.
Tiga kali tembakan peringatan dari petugas diabaikan. Hingga akhirnya polisi menembak pelaku dan mengenai bagian perut.
Pelaku kemudian dinyatakan tewas dengan luka tembak saat berada di Puskesmas setempat.
Kepala Bidang Humas Polda Bangka Belitung, Kombes Jojo Sutarjo mengatakan, tersangka penganiayaan berat (anirat) melakukan perlawanan dengan menggunakan sebilah parang.
"Mengayunkan parang tersebut secara membabi buta yang dinilai sudah mengancam keamanan dan keselamatan jiwa anggota kepolisian," kata Jojo di Mapolda Bangka Belitung, Senin siang.
Jojo menuturkan, penangkapan dilakukan tim gabungan Jatanras Polda dan Polsek, disaksikan warga dan ketua RT setempat.
"Peringatan sebanyak tiga kali, namun tidak dihiraukan oleh tersangka anirat tersebut yang masih mengayun-ayunkan parang," ujar Jojo.
"Kepolisian melakukan tindakan tegas dan terukur dengan melakukan tembakan ke arah tersangka dan mengenai bagian perut," tambah dia.
Sementara itu, orangtua korban, Warnidi menerima informasi kematian menantunya dari Kepolisian.
"Antara senang dan sedih mendengarnya. Di satu sisi saya mau dia mendapatkan hukuman yang setimpal, bisa merasakan penderitaan yang dialami anak saya," ujar Warnidi yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan.
"Yang saya tahu dia sudah diberi peringatan kemudian ditembak, sekarang sudah mati, ya sudahlah. Kalau masih hidup tentu harus dihukum berat," ujar Warnidi.
Saat kejadian penganiayaan, Warnidi mengaku sedang melaut mencari ikan. Tapi keluarga yang lain langsung mengetahui karena jarak rumah mereka hanya terpaut puluhan meter.
"Ketika saya pulang, anak pertama saya itu sudah luka-luka dan dibawa ke rumah sakit. Bola matanya seperti sudah keluar," beber Wardini.
Kini Wardini mengaku pasrah dengan nasib yang menimpa keluarganya. Ia berharap diberi kekuatan agar bisa menjaga putrinya yang tidak bisa lagi melihat sembari membesarkan kedua cucunya.
Wardini juga bersyukur karena biaya pengobatan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.