PURWOREJO, KOMPAS.com - SMAN 10 Purworejo, Jawa Tengah (Jateng), punya cara tersendiri untuk menanamkan sikap toleransi kepada siswanya, yakni dengan membersihkan tempat ibadah.
Para siswa diajak untuk membersihkan tempat ibadah gereja dan masjid. Uniknya, para siswa muslim diajak untuk membersihkan gereja. Sementara siswa nonmuslim membersihkan masjid di sekitar lingkungan sekolah.
Para siswa pun menyambut kegiatan ini dengan positif. Hal ini diungkapkan salah satu siswa SMAN 10 Purworejo, Shalom Maria.
Baca juga: Simbol Toleransi Beragama Ada di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini
Siswa yang beragama Kristen itu mengatakan, kegiatan membersihkan rumah ibadah agama lain menjadi pengalaman yang menarik. Pasalnya, kegiatan ini bisa menambah pengetahuan bagi dirinya.
Dia mengatakan, aturan dan cara membersihkan masjid menjadi pelajaran baru baginya dan teman kristiani lainnya.
"Dengan ini kita berharap dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat di luar sana, bahwa perbedaan menjadikan kita harus saling tolong menolong," kata Shalom, Jumat (17/11/2023).
Seorang siswa muslim, Afif Nugroho, mengatakan, dirinya mendapat jatah membersihkan gereja bersama puluhan siswa lainnya.
Afif menyebutkan, kegiatan ini dapat menumbuhkan sikap toleransi antarumat beragama.
"Selain itu, silaturahmi antara umat beragama ini baik untuk menumbuhkan sikap toleransi," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 10 Purworejo Nur Hidayat mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Toleransi Internasional.
Para siswa diajak untuk membersihkan ingkungan Gereja Katolik ST Markus dan Masjid Istiqomah di Desa Ngandagan, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo.
"Ini adalah suatu bentuk pengaplikasian pelajaran yan ada di sekolah terkait toleransi antar umat beragama di SMAN 10," kata Nur Hidayat.
Siswa-siswi yang terlibat dalam kegiatan tersebut juga berbagi pengalaman mereka kepada para pengurus gereja dan masjid setempat.
"Ini bukan hanya soal membersihkan tempat ibadah, tetapi juga belajar saling menghormati antar agama," ungkap Nur Hidayat.
Dengan melibatkan OSIS dan siswa-siswi dalam kegiatan ini, SMAN 10 Purworejo berharap dapat menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan mengajarkan nilai-nilai toleransi yang kuat bagi generasi mendatang.