Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pasar Gede Hardjonagoro, Pasar Tradisional Tertua di Kota Solo

Kompas.com - 15/11/2023, 21:42 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Jika Anda tengah berwisata ke Kota Solo, tidak lengkap rasanya jika belum mampir ke Pasar Gede Hardjonagoro atau yang lebih dikenal dengan nama Pasar Gede.

Pasar Gede memang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Solo yang cukup populer.

Baca juga: Pasar Gede di Solo Dipersolek, Bakal Rampung November 2023

Terlebih lokasi Pasar Gede berada di pusat kota sehingga mudah dijangkau, yaitu di Jalan Urip Sumoharjo, Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Solo.

Lokasinya tepat berada di seberang Balai Kota Surakarta, atau di persimpangan jalan yang dulu disebut Jalan Ketandan, Cokronegaran, dan Warung Pelem.

Baca juga: Jelang Imlek, 5.000 Lampion Hiasi Kawasan Jenderal Sudirman dan Pasar Gede Solo

Pasar tradisional tertua di Kota Solo ini tidak hanya dikenal karena arsitekturnya yang khas, namun juga karena ada banyak sajian kuliner yang menggoda selera.

Memang pilihan kuliner di Pasar Gede sangat beragam, dari jajanan tradisional khas Kota Solo hingga sajian makanan dan minuman kekinian semua tersedia.

Hal menarik lain dari Pasar Gede adalah sejarah panjang dari pembangunan dan perkembangannya yang membuat pasar tradisional ini masih bisa bertahan dan tetap eksis hingga saat ini.

Baca juga: 5 Aktivitas Wisata di Lampion Imlek Pasar Gede, Bisa Naik Perahu

Sejarah Pasar Gede

Pasar Gede Hardjonagoro atau Pasar Gede merupakan pasar tradisional tertua di Kota Solo yang dibangun pada tahun 1927.

Pembangunan Pasar Gede dilakukan pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwono X, raja Kasunanan Surakarta yang memerintah antara 1893-1939.

Pembangunan Pasar Gede dilakukan oleh seorang arsitek asal Belanda, Ir. Herman Thomas Karsten yang berhasil menciptakan kombinasi gaya arsitektur kolonial yang beradaptasi dengan arsitektur Jawa.

Setelah selesai dibangun, Pasar Gede diresmikan pada 12 Januari 1930 oleh Pakubuwono X.

Pasar tradisional ini diberi nama Pasar Gede karena bangunannya menyerupai benteng dengan pintu masuk seperti istana yang beratap besar dan megah.

Sementara “Hardjonagoro” diambil dari nama KRT Hardjonagoro, seorang keturunan Tionghoa yang mendapat gelar dari Keraton Surakarta.

Pasar Gede memiliki luas 6.623 meter persegi dengan dua bangunan pasar berlantai dua yang terletak berseberangan dan dipisahkan oleh Jalan Sudirman.

Pada bangunan utama, banyak dijumpai pedagang yang menjual kebutuhan sehari-hari, seperti sayur-mayur, daging, dan bumbu dapur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seratusan Kades Datangi Pemkab Demak, Minta SK Perpanjangan Kades 2 Tahun Segera Diterbitkan

Seratusan Kades Datangi Pemkab Demak, Minta SK Perpanjangan Kades 2 Tahun Segera Diterbitkan

Regional
Kebakaran Pasar Karangkobar Banjarnegara, Pedagang Akan Direlokasi, Kerugian Capai Rp 45,7 Miliar

Kebakaran Pasar Karangkobar Banjarnegara, Pedagang Akan Direlokasi, Kerugian Capai Rp 45,7 Miliar

Regional
Sekelompok Pelajar Serang SMAN 8 Jambi, 1 Pelajar Ditangkap Polisi

Sekelompok Pelajar Serang SMAN 8 Jambi, 1 Pelajar Ditangkap Polisi

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan, Anak Bupati Solok Selatan Mangkir Lagi

Dugaan Korupsi Lahan Hutan, Anak Bupati Solok Selatan Mangkir Lagi

Regional
Nama-nama Baru Bermunculan di Bursa Pilkada Salatiga, Salah Satunya Anak Mantan Wakil Wali Kota

Nama-nama Baru Bermunculan di Bursa Pilkada Salatiga, Salah Satunya Anak Mantan Wakil Wali Kota

Regional
Setelah 5 Hari Perjalanan, Biksu Thudong Tiba di Candi Borobudur

Setelah 5 Hari Perjalanan, Biksu Thudong Tiba di Candi Borobudur

Regional
Kisah Nelayan Semarang, Cuaca Ekstrem Sempat Bikin Ragu Bisa Pergi Haji Tahun Ini

Kisah Nelayan Semarang, Cuaca Ekstrem Sempat Bikin Ragu Bisa Pergi Haji Tahun Ini

Regional
Polisi Periksa Pasangan Nikah Sesama Jenis di Halmahera Selatan

Polisi Periksa Pasangan Nikah Sesama Jenis di Halmahera Selatan

Regional
Menantu di Banyuasin Pembacok Mertua Ternyata Sering KDRT Istri

Menantu di Banyuasin Pembacok Mertua Ternyata Sering KDRT Istri

Regional
Pemkot Bandar Lampung Mulai Pembangunan Chinatown

Pemkot Bandar Lampung Mulai Pembangunan Chinatown

Regional
Baru Dikubur Sehari, Makam Mahasiswi Kedokteran UMY Dirusak secara Misterius

Baru Dikubur Sehari, Makam Mahasiswi Kedokteran UMY Dirusak secara Misterius

Regional
Jokowi dan Puan Saling Lempar Senyum di 'Gala Dinner' WWF, Gibran: Semua Baik-baik Saja

Jokowi dan Puan Saling Lempar Senyum di "Gala Dinner" WWF, Gibran: Semua Baik-baik Saja

Regional
Aksi di Laut, Nelayan Sembulang Tolak Relokasi untuk Rempang Eco-City

Aksi di Laut, Nelayan Sembulang Tolak Relokasi untuk Rempang Eco-City

Regional
Sakit Hati Dipecat, Mantan Pekerja Bakar Wanita Pemilik Rumah Makan di Medan

Sakit Hati Dipecat, Mantan Pekerja Bakar Wanita Pemilik Rumah Makan di Medan

Regional
Pilkada Jateng, Gibran Harap Para Cagub Sering Bertemu Warga

Pilkada Jateng, Gibran Harap Para Cagub Sering Bertemu Warga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com