Di Muntilan juga terdapat kisah kedatangan Frans van Lith atau dikenal sebagai Romo Van Lith.
Dilansir dari laman indonesia.go.id, Romo Van Lith yang memiliki nama lengkap Franciscus Georgius Josephus Van Lith SJ adalah seorang misionaris kelahiran Oirschot, Brabant, Belanda pada 17 Mei 1863.
Van Lith ditahbiskan sebagai imam pada 8 Desember 1894 yang kemudian mengantar perjalanan hidupnya untuk bertugas di tanah Jawa.
Romo Van Lith tiba di Muntilan, Jawa Tengah pada 1896 untuk melaksanakan misi Katolik secara intensif di Jawa.
Setibanya di Jawa, Romo Van Lith tekun menyibukkan diri belajar bahasa Jawa, sejarah, dan kebudayaan masyarakat Jawa.
Selain menyatakan keberpihakan kepada kaum pribumi, sumbangsih terbesar Romo Van Lith ada di bidang pendidikan.
Hal ini terjadi seiring dicanangkannya politik etis di bidang pendidikan, yang mana Romo Van Lith juga mengubah metode penginjilannya dari penginjilan kepada individu menjadi penginjilan kolektif dalam bentuk sekolah.
Saat itu, Kweekschool atau sekolah calon guru bagi pribumi yang kini dikenal dengan nama Kolese Xaverius didirikan pada 1900.
Kweekschool ini sejak awal kurikulumnya didesain oleh Romo Van Lith sebagai tak terpisahkan dari budaya lokal.
Tujuan pendidikan sekolah yang dikembangkan oleh Romo Van Lith adalah untuk memperjuangkan kaum pribumi dapat menjadi sejajar dengan bangsa Eropa.
Bahkan dalam surat terakhirnya menjelang tutup usia, Romo Van Lith dengan tegas menyatakan seandainya bisa memilih, maka pilihannya akan jatuh ke Hindia Belanda yang dicintai sepenuh hatinya ketimbang Belanda yang merupakan negara tempat kelahirannya.
Sosok Romo Van Lith kemudian diganjar penghargaan Satyalencana dari Presiden Joko Widodo pada 23 September 2016, karena semasa hidupnya tercatat telah memberikan kontribusi besar pada pendasaran pendidikan, pemberdayaan sosial, dan penguatan budaya lokal di Indonesia.
Belakangan, Muntilan disebut sebagai latar tempat dalam kisah Gadis Kretek yang ditulis Ratih Kumala.
Dikutip dari Kompas.id, Ratih Kumala sendiri merupakan keturunan langsung dari keluarga pemilik perusahaan rokok kretek masa lalu di Muntilan, Jawa Tengah.
Walau begitu, Ratih sendiri hanya mendengar cerita-cerita tentang bisnis kretek yang dibangun kakeknya dahulu.
Dari kisah itu, Ratih dapat menyusun kisah tentang kehidupan Dasiyah, seorang putri pertama pemilik pabrik rokok terkenal itu diceritakan terus berjuang untuk eksis di tengah masyarakatnya yang patriarki.
Novel yang berlatar perkembangan industri kretek periode penjajahan Belanda, kemerdekaan, hingga peralihan rezim Orde Lama ke Orde Baru itu menjadinovel yang populer, bahkan diangkat menjadi cerita serial orisinal yang tayang di Netflix.
Sumber:
magelangkab.bps.go.id
kecamatanmuntilan.magelangkab.go.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id
indonesia.go.id
kompas.id