Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pria di Mataram Bunuh Rekannya Menggunakan Senapan Angin

Kompas.com - 30/10/2023, 17:56 WIB
Idham Khalid,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - FYP, pria asal Kelurahan Ampenan Tengah, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) ditangkap Satreskrim Polres Lombok Barat akibat membunuh rekannya.

Ia mengungkapkan alasan membunuh rekannya sendiri, WD (52), menggunakan senapan angin.

Pria 55 tahun itu menyebutkan, dirinya kesal melihat korban sering menganiaya anak dan cucunya (korban).

FYP mengaku dirinya sering minum miras di lingkungan rumah WD dan melihat korban kerap menganiaya anaknya.

Baca juga: Oknum Polisi Sumbawa Barat Diduga Menembak Kaki Warga, Polda NTB Selidiki

"Selama saya sering minum (miras) tiga tahun di sana, hampir setiap hari (WD) pukul anak, menantunya," kata FYD, Senin (30/12/2023).

Selain menganiaya anak dan menantunya, menurut pelaku, korban juga kerap menganiaya cucu-cucunya.

"Pernah saya lihat cucunya masih kecil itu pak anaknya dua. Kasihan saya lihat (dipukul) sering itu," kata FYP.

FYP membantah ada notif lain seperti asmara atas serangannya terhadap korban menggunakan senapan angin hingga mengakibatkan meninggal dunia.

"Gak ada motif (asmara). Hanya karena kasihan anaknya dipukul menantunya dipukul," kata FYP.

FYP mengaku membeli senjata laras panjang berupa senapan angin di toko karena dirinya sering berburu.

"Biasanya berburu tupai. Iya untuk dimakan," kata FYP.

Baca juga: Kesaksian Warga Gunungkidul, Usai Menembak Aldi, Polisi Sempat Membangunkan Korban

Sebelumnya, Kapolres Lombok Barat AKBP Bagus Nyoman Gede Junaedi mengungkapkan kronologi kasus pembunuhan tersebut.

Peristiwa itu terjadi di rumah korban yang berada di Desa Baru Layar, Lombok Barat pada 17 Oktober 2023.

Jun sapaan akrab Kapolres mengungkapkan, motif pembunuhan tersebut diduga karena pelaku kesal dan sakit hati melihat korban yang merupakan rekannya sering menganiaya anak dan menantunya.

"Pelaku datang dan menegur korban  yang saat itu sedang cekcok dengan anaknya dari luar pagar rumah korban." 

"Pelaku sempat memukul menantunya. Kemudian menegur lagi korban tidak usah begitu (pada anak), karena masih cekcok, pelaku jongkok membidik ke arah korban dari selal sela-sela pagar dan menembak sebanyak satu kali," kata Jun saat konfrensi pers.

Sebelum melakukan pembunuhan, pelaku sempat melakukan aktivitas berburu menembak burung.

Setelah itu, korban maupun pelaku melakukan  minum-minuman keras yang tidak jauh dari TKP.

Dijelaskan Jun, adapun posisi luka tembak yang dialami korban yakni di bagian dada sebelah kiri hingga mengena bagian paru-paru dan jantung korban.

"Setelah menembak, pelaku masuk ke pekarangan korban, kemudian melakukan penganiayaan memukul korban sebanyak tiga kali hingga terkapar," kata Jun.

Mengetahui kondisi ayahnya, anak korban kemudian membawa korban ke rumah sakit Bhayangkara Mataram tetapi sudah dinyatakan meninggal dunia.

Baca juga: Ramai Soal Bawa Senjata dan Mau Menembak, Aiptu Mustahir: Sudah Klarifikasi

Sementara itu, pelaku yang menyadari kesalahannya, langsung menyerahkan diri ke Mapolda NTB.

"Pelaku sempat menyerahkan diri ke Polda NTB, setelah kami tahu, dan pelaku mengakui perbuatannya, proses hukum diambil alih oleh Polres Lombok Barat," kata Jun.

Adapun barang bukti yang diamankan berupa dua pucuk senapan angin laras panjang yang telah dimodifikasi. Diketahui pelaku mempunyai hobi berburu.

Atas perbuatannya, pelaku diancam pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 tahun, junto pasal 338 KUHP tentang pembunuha dengan ancaman penjara 15 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langar Perda Solo, Belasan Baliho Bakal Cagub Jateng Dicopot

Langar Perda Solo, Belasan Baliho Bakal Cagub Jateng Dicopot

Regional
Viral, Video Kecelakaan CBR Vs Vario di JJLS Gunungkidul, Satu Tewas

Viral, Video Kecelakaan CBR Vs Vario di JJLS Gunungkidul, Satu Tewas

Regional
Banjir Tutup Badan Jalan di Maluku Tengah, Pengendara Motor Harus Bayar Rp 20.000

Banjir Tutup Badan Jalan di Maluku Tengah, Pengendara Motor Harus Bayar Rp 20.000

Regional
Sungai Meluap, Jembatan Penghubung 3 Kabupaten di Pulau Seram Maluku Terancam Ambruk

Sungai Meluap, Jembatan Penghubung 3 Kabupaten di Pulau Seram Maluku Terancam Ambruk

Regional
Tak Kuat Menanjak, Truk Tanah Hantam Pos Polisi hingga Hancur

Tak Kuat Menanjak, Truk Tanah Hantam Pos Polisi hingga Hancur

Regional
Rajin Munculkan Inovasi dan Terobosan, Pj Gubernur Sumsel Terima Penghargaan dari PDN

Rajin Munculkan Inovasi dan Terobosan, Pj Gubernur Sumsel Terima Penghargaan dari PDN

Regional
Kronologi Bus Rombongan 'Study Tour' Kecelakaan Masuk Jurang di Lampung

Kronologi Bus Rombongan "Study Tour" Kecelakaan Masuk Jurang di Lampung

Regional
Kota Makassar Inisiasi Program Protokol Sentuh Hati, Gubernur Quirino, Filipina: Kami Ingin Terapkan Ide Ini

Kota Makassar Inisiasi Program Protokol Sentuh Hati, Gubernur Quirino, Filipina: Kami Ingin Terapkan Ide Ini

Regional
Jabar Penyumbang DBD Tertinggi di Indonesia, Jumlah Kematian Tembus 209 Kasus

Jabar Penyumbang DBD Tertinggi di Indonesia, Jumlah Kematian Tembus 209 Kasus

Regional
Satu Anggota KKB Tewas Tertembak di Paniai Papua Tengah

Satu Anggota KKB Tewas Tertembak di Paniai Papua Tengah

Regional
Bus 'Study Tour' Terperosok ke Jurang di Lampung, 6 Orang Luka Berat

Bus "Study Tour" Terperosok ke Jurang di Lampung, 6 Orang Luka Berat

Regional
Polisi Buru Wanita Penculik Balita di Bima NTB

Polisi Buru Wanita Penculik Balita di Bima NTB

Regional
Sindikat Curanmor di Brebes Dibongkar, 2 Tersangka Ditangkap, 12 Motor Dikembalikan

Sindikat Curanmor di Brebes Dibongkar, 2 Tersangka Ditangkap, 12 Motor Dikembalikan

Regional
Makam Mahasiswi Kedokteran di Purbalingga Dirusak OTK, Diduga Jasad Hendak Dicuri

Makam Mahasiswi Kedokteran di Purbalingga Dirusak OTK, Diduga Jasad Hendak Dicuri

Regional
Jalan Padang-Pekanbaru yang Putus di Lembah Anai Diperkirakan Buka 21 Juli 2024

Jalan Padang-Pekanbaru yang Putus di Lembah Anai Diperkirakan Buka 21 Juli 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com