Bejo mengaku pindah ke kampung tersebut pada 2010. Sebelumnya ia dibesarkan di Kelurahan Dukuh yang tak jauh dari lokasi tersebut.
Menurut Bejo, kampung tersebut dulunya digunakan sebagai penampungan korban perang Vietnam pada 1977-1978. Kala itu ada ratusan orang Vietnam yang mengungsi.
“Dulu dibuat satu bangunan gitu aja. Kayak penampungan pengungsi. Mereka tinggal bersama di bangunan itu,” bebernya.
Setelah perang usai, para pengungsi itu sebagian dikirim pulang ke Vietnam dan sebagian lainnya meminta suaka ke Australia.
Setelah pengungsi Vietnam pergi, pemerintah menjadikan bangunan tersebut sebagai panti jompo yang dinaungi Dinas Sosial.
“Sekitar tahun 1980-an sudah mulai (digunakan) untuk panti jompo," ujar Bejo.
Panti jompo itu berhenti beroperasi pada 2007 sehingga kampung tersebut menjadi sepi.
Dusun Tarikolot di Desa Sidamukti, Kecamatan/Kabupaten Majalengka dikenal dengan nama kampung mati.
Ternyata kawasan yang masuk dalam lokasi rawan bencana pergerakan tanah itu masih dihuni oleh sejumlah warga.
Bencana pergeseran tanah pernah menimpa wilayah tersebut pada tahun 2006 dan 2016 silam.
Sejak saat itu, tercatat sebanyak 253 Kepala Keluarga (KK) di blok tersebut direlokasi ke Blok Buahlega oleh pemerintah setempat pada tahun 2009 hingga tahun 2010.
Camat Majalengka, Doni Fardiansyah mengatakan, hasil pemantauan ke lapangan, masih ada sekitar 49 warga yang masih beraktivitas di wilayah tersebut.
Baca juga: Rawan Bencana, Kampung Mati di Majalengka Ternyata Masih Dihuni Warga
Mereka kebanyakan beraktivitas dikarenakan mata pencahariannya sebagai petani berada di lokasi tersebut.
"Ya jadi informasi yang saya terima masih ada yang menempati. Namun setelah tadi musyawarah warga sepakat mulai hari ini akan pindah ke tempat relokasi yang telah disediakan," ujar Doni, Rabu (19/10/2022).
Namun warga menjelaskan tak sepenuhnya menempati rumah tersebut, karena mereka juga masih tinggal di rumah relokasi.