Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Jateng Minta Pengguna Medsos Tidak Viralkan Kasus Bunuh Diri, Bisa Jadi Inspirasi

Kompas.com - 14/10/2023, 20:44 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

 

SEMARANG, KOMPAS.com-Dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan warga Kota Semarang dihebohkan dengan terjadinya tiga kasus bunuh diri mahasiswa dari perguruan tinggi yang berbeda.

Merespon peristiwa itu, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Satake Bayu meminta agar pengguna media sosial tidak turut memviralkan agar perilaku bunuh diri tidak menjadi inspirasi.

"Ini jangan menjadi inspirasi. Justru, dengan adanya peristiwa ini masyarakat harus lebih memperhatikan orang lain yang ada di sekitarnya," tutur Satake, Sabtu (14/10/2023).

Baca juga: Marak Bunuh Diri di Semarang, Psikolog Sebut Pemicunya Komunikasi yang Tersumbat dengan Teman dan Keluarga

Belakangan ini sejumlah akun TikTok ikut mengunggah konten berkaitan dengan mahasiswi korban bunuh diri di Semarang karena banyaknya pengguna medsos yang mencari jejak digital korban.

Salah satu akun bernama @majuseok terbang membuat konten dengan menyebut akun milik korban dalam keterangan videonya.

Hingga berita ditulis, konten itu dibanjiri 14,7 ribu likes. Lalu mendapat ratusan komentar dan share.

Sejumlah pengguna TikTok berkomentar bila dirinya sudah tidak kuat menjalani hidup dan ingin mengikuti perilaku korban bunuh diri itu.

Alhasil, banyak pengguna TikTok mencari akun milik korban yang menuliskan komentar serupa.

"Kalau ada permasalahan disarankan komunikasi ke keluarga atau siapa tahu teman yang bisa diajak curhat. Minimal keluarkan unek-unek," imbau Satake.

Baca juga: Polisi Duga Masalah Pinjol Jadi Pemicu Mahasiswi Udinus Semarang Bunuh Diri

Satake juga meminta, agar masyarakat lebih bijak dalam bermedsos dengan tidak menyebarluaskan foto atau video dan menjadikan konten yang berkaitan dengan peristiwa bunuh diri tersebut.

"Sering kita imbau kepada masyarakat yang melihat kejadian yang sadis, jangan  diviralkan, lah. Itu menimbulkan hal-hal kurang baik di masyarakat, salah satu sisi trauma keluarga dan jangan sampai jadi contoh menyelesaikan masalah lewat jalan pintas. Tidak dibenarkan agama dan kasihan keluarga yang tinggalkan," tegasnya.

Menurutnya, masyarakat khususnya anak muda dari kalangan pelajar dan mahasiswa dapat memanfaatkan layanan konseling yang disediakan di setiap institusi pendidikan di Indonesia.

"Kalau mahasiswa, bisa ke layanan konseling yang ada di kampus untuk cari jalan keluar," jelasnya.

Untuk diketahui, pada Selasa (10/10/2023) lalu seorang mahasiswi berinisial N (20) ditemukan tak bernyawa usai melompat dari Mal Paragon. Polisi menemukan sepucuk surat yang ditujukan untuk ibunya. Ia meminta maaf dan mengatakan sudah tidak kuat menjalani hidup.

Pada hari berikutnya, seorang mahasiswi berinisial E (24) ditemukan tidak bernyawa di dalam kamar kos di kawasan Bulusan, Tembalang. E diduga bunuh diri dan meninggalkan surat untuk keluarganya, kekasihnya, dan orang yang diduga berada di tempatnya bekerja. Polisi menduga N memiliki masalah keuangan dan terjerat pinjaman online (pinjol).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Regional
Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Regional
Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Regional
Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com