Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Bunuh Diri di Semarang, Psikolog Sebut Pemicunya Komunikasi yang Tersumbat dengan Teman dan Keluarga

Kompas.com - 13/10/2023, 21:18 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com-Dalam kurun waktu satu bulan telah terjadi tiga kasus bunuh diri mahasiswa di Kota Semarang.

Psikolog Universitas Semarang (USM) Probowatie Tjondronegoro menilai ada komunikasi yang tersumbat antara individu dengan teman dan keluarga yang menjadi pemicu terjadinya bunuh diri.

"Ada komunikasi yang tersumbat dalam keluarga atau di lingkungan sosial dengan teman-temannya," ujar Probo melalui sambungan telepon, Jumat (14/10/2023).

Baca juga: Polisi Duga Masalah Pinjol Jadi Pemicu Mahasiswi Udinus Semarang Bunuh Diri

Biasanya hal ini terjadi pada individu yang menjalin hubungan asmara dengan kekasihnya. Tak jarang anak muda yang berpacaran memilih meninggalkan lingkaran pertemanan dan memilih berduaan saja.

"Dia tidak punya teman dekat, tidak bisa sharing, saat berantem dengan pacarnya dia enggak bisa ngobrol sama temannya karena dia sudah meninggalkan kelompoknya. Jadi saat ditinggal cowoknya, habis dunianya," jelasnya.

Tak hanya itu, dengan derasnya arus informasi yang tak diimbangi kecerdasan emosial yang baik, kerap membuat anak muda tergiur mengakses pinjaman online (pinjol).

Menurutnya hal ini terjadi lantaran tingginya gaya hidup yang tidak berbanding lurus dengan penghasilan. Akhirnya banyak yang terjerat pinjol.

"Misal kepengen sesuatu, pinjol sangat menggiurkan. Untuk membiayai gaya hidup, dari melihat drakor, pakaian bagus, body bagus. Kemudian punya pacar itu juga rangsangan untuk tampil keren punya gandengan," ungkapnya.

Baca juga: Pacar Temukan Mahasiswi Udinus Semarang Meninggal di Kosnya, Diduga Bunuh Diri

Dosen USM itu menilai, perilaku bunuh diri terjadi karena pengendalian diri seseorang yang tidak bagus. 

Meskipun secara kecerdasan intelektual anak muda terbilang pintar, tapi masih banyak yang memiliki kecerdasan emosi yang cakap.

"Padahal dalam bergaul tidak hanya butuh IQ, tapi EQ, kemampuan pengendalian diri, komunikasi, dan macam-macam," tuturnya.

Dia juga menyayangkan sikap orangtua yang lebih membanggakan prestasi akademik ketimbang kecerdasan emosional. Padahal keduanya sama pentingnya dalam menentukan kesusksesan.

"Kalau anak ramah baik itukan dianggap biasa saja, lumrah. Padahal yang membuat kita sukses dan tough (tangguh) 80 persen, itu IQ dan EQ," lanjutnya.

 

Lebih lanjut, ia juga melihat relasi di mana keluarga yang merasa paham anaknya dan anak sudah merasa pintar. Alhasil tidak ada komunikasi antara anak dengan orangtua.

"Jadi mereka jalan sendiri, saat salah sendiri. Semua komunikasi tersumbat. Mungkin dia dengan pemikirannya sendiri, tidak ada komunikasi dengan teman, bonding dengan keluarga juga tidak erat, bisa juga (terjerumus bunuh diri)," terangnya.

Pada intinya, bunuh diri ini bisa dicegah dengan komunikasi. Khususnya antara anak dengan orang tua. Kemudian anak pun harus berani membuka komunikasi dengan orang tua.

"Jadi anak diberi kesempatan untuk ngomong dulu. Kadang kan anak-anak enggak berani ngomong karena takut dimarahi. Tapi kalau orang tua tanya maunya anak, jadi bisa ada diskusi. Jadi harus saling peka dalam keluarga," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com