Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicipi Roti Jadul di Kota Semarang, Tanpa Bahan Pengawet dan Harganya Murah

Kompas.com - 09/10/2023, 22:39 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kota Semarang memiliki beragam kuliner lengendaris. Salah satunya, kios roti zaman dulu (jadul) yang terletak Jalan Pemuda Nomor 38, Bangunharjo, Kota Semarang, bernama Wijaya Bakery.

Tak seperti toko roti pada umumnya, Wijaya Bakery hanya memiliki dua etalase kaca dan satu rak kayu yang difungsikan sebagai tempat memajang roti.

Meski demikian, kios roti bertembok putih masih kerap didatangi pembeli setiap harinya. Pasalnya, Wijaya Bakery sudah berdiri sekitar tahun 1960-an silam.

Baca juga: Mencicipi Bubur Suro, Kuliner yang Hanya Ada Setahun Sekali di Semarang

Hal tersebut disampaikan oleh salah satu karyawan Wijaya Bakery, Maria. Dirinya menyebut, dulunya, gedung Wijaya Bakery ialah bangunan milik Belanda.

Lantas, pada tahun 1960-an, gedung kecil sederhana itu dibeli oleh Surya Wijaya. Lalu bangunan itu digunakan untuk menjualkan olahan roti jadul, seperti roti pisang, roti pia, roti manis, dan masih banyak lagi.

"Kalau sekarang masih di generasi kedua, Pak Edi Wijaya, anaknya," ucap Maria saat ditemui KOMPAS.com, Senin (9/10/2023) sore.

Lebih jelas Maria mengatakan, bertahannya Wijaya Bakery hingga saat ini lantaran memiliki cita rasa yang khas. Hal ini dibuktikan dengan keaslian bahan yang digunakan.

Dia mengatakan dalam pembuatan roti tidak menggunakan bahan pengawet. Sehingga, roti-roti yang ditawarkan memiliki kualitas rasa yang lezat dan lebih aman bagi kesehatan.

"Di sini tidak pakai pengawet, khasnya memang roti jadul, jadi tidak ada varian rasa kekinian," ungkap dia.

Jenis roti yang disajikan Wijaya Bakery cukup beragam. Ada roti pisang coklat, roti pisang, roti pia kacang, roti pia coklat, roti kering, roti pisang keju, dan masih banyak lagi.

Satu buah roti, imbuh Maria, dijual dengan harga yang terjangkau. Mulai dari Rp 7.000 hingga Rp 13.000.

Dengan demikian, tak heran jika banyak pelanggan yang berdatangan dari Kota Semarang maupun luar daerah.

Baca juga: Mencicipi Es Snow White, Legendaris di Kota Semarang sejak 1992

"Banyak yang luar kota, dari Batam, Bandung, Jakarta, Jepara, Kudus, Surabaya juga ada. Kalau luar kota pasti belinya langsung banyak," tutur Maria.

Maria mengaku, proses produksi roti Wijaya Bakery dilakukan setiap harinya. Mulai dari pukul 05.00 hingga 10.00 WIB pagi.

Uniknya, seluruh proses produksi roti dilakukan secara manual dengan tangan. Dalam satu hari, Maria menyebut, dapat mengolah kurang lebih 5 kilogram tepung untuk dimasak.

"Ya dari jam 5 pagi, bukanya jam 10. Kalau ke sini jam 11 siang masih hangat," ucap Maria.

Salah satu pelanggan, Siska Anisa, mengaku, baru pertama kali mencicipi roti Wijaya Bakery. Menurut dia, roti pisang coklat Wjaya Bakery memiliki rasa yang manis dan mengenyangkan.

"Manis banget, enak. Ini baru nyobain karena lihat dari postingan TikTok," pungkas Siska.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Regional
Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Regional
Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Regional
KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

Regional
Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Regional
Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Regional
Calon Perseorangan Serahkan Bukti Dukungan untuk Pilkada Pandeglang dan Tangerang

Calon Perseorangan Serahkan Bukti Dukungan untuk Pilkada Pandeglang dan Tangerang

Regional
Cerita Siswa SMA di Ende Tiap Hari Belajar Tanpa Meja

Cerita Siswa SMA di Ende Tiap Hari Belajar Tanpa Meja

Regional
Siswa SMA Tewas Tenggelam di Kolam Renang Wisata TTU, Sempat Minta Direkam

Siswa SMA Tewas Tenggelam di Kolam Renang Wisata TTU, Sempat Minta Direkam

Regional
Duka Korban Bencana Banjir Lahar Dingin di Sumbar: Ibu Saya Tak Bisa Diselamatkan...

Duka Korban Bencana Banjir Lahar Dingin di Sumbar: Ibu Saya Tak Bisa Diselamatkan...

Regional
Korban Banjir Sumbar Terseret Air 72 Km, dari Padang Panjang sampai Padang

Korban Banjir Sumbar Terseret Air 72 Km, dari Padang Panjang sampai Padang

Regional
Dimediasi di Polda Riau, Rektor Unri Berdamai dengan Mahasiswa yang Dilaporkan

Dimediasi di Polda Riau, Rektor Unri Berdamai dengan Mahasiswa yang Dilaporkan

Regional
Dapat Restu Ketum PKB, Gus Yusuf Dipastikan Maju Pilkada Jateng

Dapat Restu Ketum PKB, Gus Yusuf Dipastikan Maju Pilkada Jateng

Regional
Ketahuan Curi Motor, Maling Ini Dihajar Warga Saat Sembunyi di Sawah

Ketahuan Curi Motor, Maling Ini Dihajar Warga Saat Sembunyi di Sawah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com