PEKANBARU, KOMPAS.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, masih belum padam.
Meski diguyur hujan deras pada Jumat (6/10/2023), titik api ternyata belum padam total. Hal ini karena hujan tak berlangsung lama. Namun, cukup meredakan api dan asap.
Sejak pagi hingga sore, anggota polisi, prajurit TNI dan Manggala Agni Pekanbaru, berjibaku menaklukan api da asap.
Saat ditemui Kompas.com, petugas sedang menyiram api menggunakan satu mesin pompa air.
Baca juga: Sekolah dan Bandara di Bangka Belitung Sudah Terdampak Kabut Asap
Sumber air dari titik api jaraknya cukup jauh yakini sekitar 300 meter. Petugas harus menyambung beberapa selang untuk menyedot air di parit.
Lokasi kebakaran lahan ini berada di Jalan Perwira, berjarak sekitar satu kilometer dari permukiman warga. Lahan yang terbakar merupakan tanah gambut semak belukar.
Api memang tidak terlihat lagi di permukaan lahan, tetapi berada di dalam gambut dan mengeluarkan asap.
Anggota Polri-TNI dan Manggala Agni tampak begitu solid memadamkan api. Mereka secara bergantian memegang nozel dan mengangkat selang air.
Petugas memadamkan api juga dilengkapi alat pelindung diri. Seperti memakai masker dan sepatu boot.
Lahan yang terbakar ini sebenarnya tidaklah luas. Paling sekitar satu hektare. Namun, pemadaman api di lahan gambut bukan perkara gampang.
Apalagi kedalaman gambut di sini sekitar 3 meter, sehingga butuh proses yang panjang pemadamannya kalau tidak dibantu hujan.
Petugas tampak menyiram gambut hingga seperti bubur untuk memastikan api benar-benar padam.
Rasa lelah terpancar dari raut wajah petugas. Tetapi, mereka terlihat masih tetap semangat agar kebakaran ini tidak memperparah asap yang menyelimuti Kampar maupun Riau sejak sepekan terakhir.
Sahrimanto, selaku Komandan Regu (Danru) 2 Manggala Agni Daerah Operasi Sumatera IV/Pekanbaru, mengaku sudah dua pekan melakukan pemadaman karhutla.
"Kami Manggala Agni bersama Polri dan TNI, sudah dua pekan nonstop memadamkan api karhutla," akui Sahrimanto saat diwawancarai Kompas.com disela memadamkan api.