PALEMBANG, KOMPAS.com - Kondisi udara di kota Palembang, Sumatera Selatan, masuk pada level berbahaya karena dikepung asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir.
Berdasarkan data dari situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), konsentrasi partikulat atau PM 2.5 kota Palembang, Sabtu (30/9/2023) telah melebihi 400Ugram/m3 pada pukul 01.30WIB. Lalu, pada pukul 05.00WIB turun menjadi 321.20 Ugram/m3 dan berada pada level berbahaya.
Penjabat (Pj) Wali Kota Palembang Ratu Dewa menggelar shalat Istisqa atau minta hujan secara serentak di 1.990 masjid bersama seluruh organisasi perangkat daerah (OPD). Hujan saat ini sangat dibutuhkan agar kondisi udara dapat kembali normal.
Baca juga: Alami Kekeringan, Bukit Lanap di Lahat Sumsel Terbakar
“Harapannya agar hujan dapat segera turun,” kata Dewa.
Selain menggelar shalat minta hujan, Dewa pun sudah mengumpulkan seluruh camat dan lurah untuk memantau titik api yang ada di wilayah masing-masing.
Ia meminta petugas pemadam serta camat untuk menjaga wilayah agar karhutla tidak lagi meluas.
"Kalau ada titik api pembakar lahan, tentu ada faktor lain yang menyebabkan itu semua. Tim penanggulangan bencana juga kita minta benar-benar standby di tempat, semua armada kita kerahkan dan kita koordinasi juga dengan perusahaan seperti Pusri dan Pertamina,”ujarnya.
Baca juga: BMKG Prediksi Musim Hujan di Bandung Raya Dimulai pada November 2023
Titik api di Palembang, kata Dewa, sempat terpantau berada di dua kecamatan, yakni Gandus dan Kertapati, pada Jumat (29/9/2023) kemarin. Namun, titik api tersebut telah dipadamkan oleh petugas gabungan.
“Segala daya upaya telah kita lakukan agar kondisi udara dapat kembali normal,” jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.