Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Udara Palembang di Level Berbahaya, BMKG Sarankan Beraktivitas Setelah 09.00 WIB

Kompas.com - 27/09/2023, 11:42 WIB
Aji YK Putra,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

PALEMBANG, KOMPAS.com- Kualitas udara di Palembang, Sumatera Selatan selama dua hari berturut-turut berada di level berbahaya lantaran dipenuhi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

Berdasarkan data dari BMKG pada Rabu (27/9/2023), konsentrasi partikulat atau PM 2.5 telah melebih 400 mikrogram per meter kubik pada pukul 04.00 WIB sehingga berada pada level berbahaya.

Kondisi itu tetap berlangsung sampai pukul 07.00 WIB saat angka partikulat berada di 320 mikrogram per meter kubik.

Baca juga: Dikepung Asap Karhutla dan TPA Sukawinatan, Status Kualitas Udara di Palembang Berbahaya

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan Wandayantolis mengatakan, angka PM 2.5 selalu tinggi  pada tengah malam hingga pukul 09.00 WIB. Hal itu dikarenakan adanya titik api yang menjalar di lahan yang terbakar.

Sementara, wilayah jelajah pemadam baik darat maupun udara menjadi terbatas pada malam hari dan membuat proses pemadaman menjadi sulit.

“Sisa-sisa yang masih terbakar inilah pada malam hari mengeluarkan asap dan asapnya ini menjalar terbawa angin sampai di Palembang pada dini hari,” kata Wandayantolis saat dikonfirmasi lewat sambungan telepon.

Baca juga: Gunungan Sampah TPA Sukawinatan Palembang Kembali Terbakar

Meski pada level berbahaya, kondisi udara di Palembang akan membaik di atas pukul 09.00 WIB hingga sore. Pada jam tersebut, asap yang menyelimuti Palembang telah terpecah terbawa angin.

“Dari modeling ini, sebaiknya menghindari aktivitas pada dini hari sampai pukul 09.00 WIB, jadi meskipun beraktivitas sebaiknya dilakukan setelah 09.00 WIB sampai sore, itu konsentrasi di (level) sedang,” ujarnya.

El Nino diperkirakan BMKG akan melemah pada awal 2024 nanti setelah memasuki musim hujan.

Namun, puncak musim kemarau di Sumatera Selatan telah berlangsung pada Agustus 2023.

Baca juga: Baru Sepekan Lengser, Eks Walkot Palembang Harnojoyo Diperiksa Jaksa

 

Hanya saja, dampak dari kemarau baru dirasakan sepanjang September yang menyebabkan kekeringan makin meluas sehingga berpotensi tinggi menimbulkan api.

Sementara, BMKG sempat memperkirakan adanya potensi awan hujan pada 20 September 2023.

Namun, untuk saat ini potensi hujan itu telah mengecil sehingga keberhasilan untuk terjadinya hujan pun menurun.

“Kalau dari grafik yang kami kirim, angka PM 2.5 hari ini yang tertinggi, karena sudah tidak terjadi hujan lagi. Hujan hasil TMC terputus, sehingga lahan kembali mengering sehingga tempat terbakar meningkat,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Festival Lampion 23 Mei di Borobudur: Jadwal Pembelian Tiket, Harga, dan Lokasi Penerbangan

Festival Lampion 23 Mei di Borobudur: Jadwal Pembelian Tiket, Harga, dan Lokasi Penerbangan

Regional
PKS Rekomendasikan Wali Kota Depok dan Haru Suandharu Maju Pilkada Jabar

PKS Rekomendasikan Wali Kota Depok dan Haru Suandharu Maju Pilkada Jabar

Regional
Kriteria Sosok Ideal Bupati di Banyumas Raya Menurut Akademisi Unsoed

Kriteria Sosok Ideal Bupati di Banyumas Raya Menurut Akademisi Unsoed

Regional
Jelang Idul Adha, Harga Kebutuhan Pokok dan Sayuran di Kebumen Naik

Jelang Idul Adha, Harga Kebutuhan Pokok dan Sayuran di Kebumen Naik

Regional
9 Rumah Terbakar di Bantaran Rel Solo, BI Ganti Sebagian Uang yang Hangus

9 Rumah Terbakar di Bantaran Rel Solo, BI Ganti Sebagian Uang yang Hangus

Regional
Lansia Bersepeda Luka Berat Ditabrak Ibu Hamil Bawa Motor

Lansia Bersepeda Luka Berat Ditabrak Ibu Hamil Bawa Motor

Regional
Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Selokan Sukoharjo, Tak Ada Tanda Penganiayaan

Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Selokan Sukoharjo, Tak Ada Tanda Penganiayaan

Regional
Korban Banjir Lahar di Sumbar Butuh Genset hingga Pompa Air

Korban Banjir Lahar di Sumbar Butuh Genset hingga Pompa Air

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Kolom Abu Tebal Mengarah ke Timur Laut

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Kolom Abu Tebal Mengarah ke Timur Laut

Regional
Lagi, Calon Haji Embarkasi Solo Meninggal, Total 2 Orang

Lagi, Calon Haji Embarkasi Solo Meninggal, Total 2 Orang

Regional
Seorang Guru di Sikka Tewas Tertabrak Pikap, Korban Terseret 9 Meter

Seorang Guru di Sikka Tewas Tertabrak Pikap, Korban Terseret 9 Meter

Regional
Berprestasi di Bidang Matematika, Siswi SD Asal Banyuwangi Ini Bertemu Elon Musk di Bali

Berprestasi di Bidang Matematika, Siswi SD Asal Banyuwangi Ini Bertemu Elon Musk di Bali

Regional
Warisan Budaya Sriwijaya Berjaya: Dekranasda Sumsel Juara Umum Dekranas 2024

Warisan Budaya Sriwijaya Berjaya: Dekranasda Sumsel Juara Umum Dekranas 2024

Regional
Pj Gubernur Al Muktabar Terima Aspirasi Sejumlah Tokoh Banten

Pj Gubernur Al Muktabar Terima Aspirasi Sejumlah Tokoh Banten

Regional
Ribuan Mahasiswa dan Warga Doa Bersama untuk Korban Banjir Lahar di Sumbar

Ribuan Mahasiswa dan Warga Doa Bersama untuk Korban Banjir Lahar di Sumbar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com