Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petambak Udang yang Diduga Lakukan Pencemaran di Karimunjawa Mengaku Dapat Rekomendasi dari BTN, Begini Respons BTN

Kompas.com - 24/09/2023, 08:25 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Petambak udang di Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah mengaku telah mendapat surat rekomendasi dari Balai Taman Nasional (BTN) Karimunjawa untuk izin pendirian tambak udang di sana.

Kuasa hukum petani tambak udang Karimunjawa, Ahmad Gunawan menyebut pengusaha tambak baik intensif maupun semi intensif harus mengantongi rekomendasi dari balai taman nasional.

"33 titik (tambak udang) itu semua mendapatkan rekomendasi dari balai taman nasional. Artinya, perangkat dari RT, RW, desa, sampai camat memberikan rekomendasi, karena balai taman nasional mau menandatangani," ujar Gunawan saat dihubungi wartawan, Sabtu (23/9/2023).

Baca juga: Perda Larangan Tambak di Karimunjawa Telah Diundangkan, Tapi Pemda Belum Ambil Tindakan

Sementara mengenai dugaan pencemaran limbah tambak udang yang dikeluhkan warga, Gunawan menyebut ada pihak yang sengaja menyabotase tambak udang sehingga muncul cemaran air laut di Karimunjawa.

"Pencemaran yang masuk baru ambil sampel. Kami sudah perintahkan tim tambak untuk ambil sampel air laut tercemar. Kita mempunyai satu dugaan karena ada unsur sabotase," bebernya.

Sementara itu, Kepala Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Karimunjawa, Dyah Sulistyari mengaku izin pendirian tambak udang di Karimunjawa bukan menjadi kewenangannya.

Pasalnya tambak berdiri di tanah milik petambak, bukan milik BTN. Sehingga itu menjadi kewenangan Pemkab Jepara.

"Terkait tambak, izin kan bukan di kami. Kami tidak bisa menutup. Dan tambak tidak berada di kawasan Taman Nasional Karimun Jawa tapi di area APL atau area penggunaan lainnya. Itu kuasanya Pemkab Jepara terkait pengajuan izin karena sesuai institusi kami hanya untuk menjaga kawasan ya," kata Dyah.

Kendati demikian, pihaknya mengakui limbah tambak udang yang ada di perairan Karimunjawa sempat berada di atas batas normal.

Baca juga: Warga Karimunjawa Khawatir Keberadaan Tambak Udang Picu Krisis Air Bersih

"Terkait limbah, kami sudah berkoordinasi ke Jogja dan Gakkum di KLHK terkait limbah sudah ada di ambang batas normalnya. Kami sudah meminta para petambak untuk mengolah limbahnya sebelum dibuang ke laut. Sudah bersurat ke semua petambak, kami beri waktu dari Agustus-Desember,” lanjutnya.

Pihaknya mengakui wilayah Taman Nasional Karimunjawa turut terdampak limbah pencemaran dari aktivitas tambak.

“Kalau limbahnya iya (terdampak), kalau seandainya limbah aman dibuang, kami enggak masalah. Kalau (limbah) mengancam atau tidak perlu kajian lebih lanjut. Itu masih belum dilakukan," jelasnya.

Lebih lanjut, soal hutan mangrove yang rusak dan mati kekeringan karena dijadikan tempat pembuangan limbah, Dyah mengatakan belum ada satupun penelitian yang menyatakan mangrove itu mati karena limbah.

"Itu belum ada kajian resmi meneliti itu, karena pada lokasi lain yang mati hanya lokasi itu saja. Jadi kita tidak bisa menyimpulkan air dari limbah tambak mengakibatkan mangrove mati. Kita tidak berani mengklaim," jelasnya.

Baca juga: Ekonomi Terancam, Pelaku Wisata dan Nelayan Khawatirkan Limbah Pencemaran Aktivitas Tambak Udang di Karimunjawa

Ia mengatakan, pemda yang semestinya melakukan kajian terkait penyebab kerusakan mangrove karena itu berada di wilayah kewenangan mereka.

Selanjutnya, pihaknya belum mendapat laporan terkait penebangan hutan mangrove yang dipakai untuk jalan pipa bagi petambak. Ia mengaku telah mengarahkan para petambak untuk mendirikan jalur pipa dari jalan kapal.

"Kami mengarahkan pengambilan inlet melalui babakan atau jalan kapal. Bukan membuka jalur baru. Misal jalan kapal dilalui pipa kan gak masalah karena memang udah ada. Kalau mereka menebang mangrove sampai saat ini masih belum ada laporan," katanya.

Terakhir, pihaknya menegaskan, tidak ada petugas BTN Karimunjawa yang terlibat membantu perizinan tambak udang di Karimunjawa.

"Kami memastikan tidak ada satu pun petugas yang berdiri di belakang tambak udang," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Jaga Lapak Jualan yang Tergenang Air, Remaja di Makassar Tewas Tersengat Listrik

Jaga Lapak Jualan yang Tergenang Air, Remaja di Makassar Tewas Tersengat Listrik

Regional
Bersihkan Longsor yang Tutup Rel di Banyumas, KAI Terjunkan Alat Berat

Bersihkan Longsor yang Tutup Rel di Banyumas, KAI Terjunkan Alat Berat

Regional
Ada 29 Pendaki asal Riau di Gunung Marapi Saat Erupsi Terjadi, 6 Masih Hilang

Ada 29 Pendaki asal Riau di Gunung Marapi Saat Erupsi Terjadi, 6 Masih Hilang

Regional
Bocah 7 Tahun Tewas Tak Wajar di Rumah Orangtua Angkat, 7 Orang Jadi Tersangka

Bocah 7 Tahun Tewas Tak Wajar di Rumah Orangtua Angkat, 7 Orang Jadi Tersangka

Regional
Belum Jelas ke Mana 139 Pengungsi Rohingya yang Berlabuh di Sabang Akan Ditampung

Belum Jelas ke Mana 139 Pengungsi Rohingya yang Berlabuh di Sabang Akan Ditampung

Regional
Saling Tantang Tawuran, Dua Geng Remaja Bercelurit di Pati Ditangkap Polisi

Saling Tantang Tawuran, Dua Geng Remaja Bercelurit di Pati Ditangkap Polisi

Regional
Puan Nilai Doni Monardo Sosok Pekerja Keras dan Mudah Berbaur dengan Semua Orang

Puan Nilai Doni Monardo Sosok Pekerja Keras dan Mudah Berbaur dengan Semua Orang

Regional
Polisi Tangkap 7 Pelaku Pencurian Gading Kerajaan Nita NTT

Polisi Tangkap 7 Pelaku Pencurian Gading Kerajaan Nita NTT

Regional
Viral, Video Keributan Suporter di Gerbang Tol Tembalang Semarang, Polisi Lakukan Pengecekan

Viral, Video Keributan Suporter di Gerbang Tol Tembalang Semarang, Polisi Lakukan Pengecekan

Regional
Momen Evakuasi Pendaki yang Terjebak di Gunung Marapi, Korban Alami Luka Bakar

Momen Evakuasi Pendaki yang Terjebak di Gunung Marapi, Korban Alami Luka Bakar

Regional
Penganiaya Istri hingga Buta di Babel Dinyatakan Buron

Penganiaya Istri hingga Buta di Babel Dinyatakan Buron

Regional
5 Pengeroyok Babinsa TNI di Acara Pernikahan Ditangkap, Motif Masih Diselidiki

5 Pengeroyok Babinsa TNI di Acara Pernikahan Ditangkap, Motif Masih Diselidiki

Regional
IRT Curi Uang untuk Makan 2 Balitanya, Polres Ciamis Terapkan 'Restorative Justice'

IRT Curi Uang untuk Makan 2 Balitanya, Polres Ciamis Terapkan "Restorative Justice"

Regional
Macet Panjang di Jambi karena Truk Batu Bara yang Tak Kunjung Tuntas

Macet Panjang di Jambi karena Truk Batu Bara yang Tak Kunjung Tuntas

Regional
Ulang Tahun GAM, 2 Jam Bendera Bulan Bintang Berkibar

Ulang Tahun GAM, 2 Jam Bendera Bulan Bintang Berkibar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com