Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Dibayar Rp 200 Ribu, Pelaku Pembunuhan Tidak Rela Korban Miliki Pria Lain

Kompas.com - 22/09/2023, 22:09 WIB
Hadi Maulana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com – Motif kasus pembuhunan pasangan sejenis yang terjadi di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), dengan korban atas nama Sun Pen (46), perlahan mulai terungkap.

Kepada penyidik Polsek Batam Kota, Pelaku PSH (18), mengaku tidak hanya ingin menguasai harta korban. Pelaku kesal kepada korban dan tidak rela korban berpaling dari pelaku.

“Antara pelaku dan korban dibilang pacaran, tidak juga. Sebab pelaku dan korban baru semingguan berkenalannya,” kata Kapolsek Batam Kota, AKP Betty Novia saat menggelar konfrensi pers, Jumat (22/9/2023).

Baca juga: Pelaku Pembunuhan Penjual Seblak yang Membusuk di Kos Ditangkap, Motifnya Dendam

Kendati demikian keduanya pernah melakukan hubungan sejenis, yang dilakukan di sebuah hotel di kawasan Batam Centre.

“Bahkan usai melakukan hubungan tersebut, pelaku diberi uang oleh korban sebesar Rp 200 ribu, dan sejak itulah pelaku beranggapan korban banyak uang,” ucap Betty.

Namun yang membuat pelaku kesal, setelah melakukan hubungan tersebut, korban selalu menolak saat diajak pelaku untuk bertemu.

Baca juga: Hasil Otopsi Ungkap Kejinya Pembunuhan Pria oleh Tetangganya di Jombang

“Rabu (20/9/2023) malam, saat korban menelpon dan ingin mengajak jalan-jalan pelaku, ajakan tersebut langsung diiyakan pelaku, dan saat itulah pelaku merencanakan pembunuhan terhadap korban. Bahkan pelaku membawa pisau yang ada di tempat kerja pelaku,” ungkap Betty.

Betty menjelaskan, sebelum pembunuhan, pelaku dan korban sempat makan bersama. Setelah makan pelaku mengajak korban menuju lahan kosong sebelah Perumahan Royal Bay, Belian, Batam Kota.

“Korban sempat mengatakan tempat tersebut sepi dan korban mengikuti permintaan pelaku. Lalu pelaku meminta korban untuk masuk ke dalam jalan sepi dan setelah sampai, korban mematikan sepeda motornya," ucap dia.

Saat itu, pelaku mengambil pisau dari kantong jaketnya, memeluk korban dengan kedua tangan dan menusukkan pisau ke perut korban.  

Betty mengaku, pelaku sempat melawan dengan menarik pisau ke arah samping kanan perut korban dengan keras dan setelah itu pelaku mendorong korban sampai korban terjatuh di tanah, lalu pelaku menarik pisau dari perut korban.

“Pada saat itu korban berteriak ‘sakit, sakit, tolong, tolong," ucap dia.

Saat itu terjadi perebutan pisau hingga pelaku menusuk leher korban dan meninggalkannyaa di tempat kejadian. 

Atas perbuatannya, pelaku dijerat pasal 340 KUHPidana Jo Pasal 338 KUHPidana Jo Pasal 365 Ayat 3 KUHPidana dengan ancaman hukuman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup.

“Jadi pelaku terancam hukuman mati atau seumur hidup karena pembunuhan berencana,” pungkas Betty.

Sebelumnya, seorang pria ditemukan tewas bersimbah darah di lahan kosong tidak jauh dari gedung Mal Pelayanan Publik (MPP) atau pelayanan satu pintu Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Kamis (21/9/2023). 

Personel Polsek Batam Kota langsung ke lokasi dan mengamankan lokasi kejadian, sementara mayat yang belum diketahui identitasnya itu lansgung di evakuasi ke RS Bhayangkara.

Dari pemeriksaan bagian luar tubuh korban, banyak ditemukan luka tusuk. Kuat dugaan korban tewas akibat luka robek seperti gorokan di lehernya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Gibran Respon Kandungan Gula dalam Susu Kotak yang Dibagikan Terlalu Manis: Khusus yang Tak ASI Lagi

Gibran Respon Kandungan Gula dalam Susu Kotak yang Dibagikan Terlalu Manis: Khusus yang Tak ASI Lagi

Regional
Biaya Lebih Murah Dibandingkan ke Malaysia Jadi Alasan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Bayar Rp 14 Juta

Biaya Lebih Murah Dibandingkan ke Malaysia Jadi Alasan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Bayar Rp 14 Juta

Regional
Cuaca Ekstrem, 3 Wisata Alam Non-Pendakian di Gunung Rinjani Ditutup

Cuaca Ekstrem, 3 Wisata Alam Non-Pendakian di Gunung Rinjani Ditutup

Regional
5 Pembuat dan Pengedar Pupuk NPK Palsu di Banyumas Ditangkap

5 Pembuat dan Pengedar Pupuk NPK Palsu di Banyumas Ditangkap

Regional
Kasus Stunting di 20 Kabupaten/Kota di Jateng Alami Kenaikan

Kasus Stunting di 20 Kabupaten/Kota di Jateng Alami Kenaikan

Regional
Tersangka Pembunuhan Bos Mainan di Pemalang Bertambah, Anak Korban Terlibat

Tersangka Pembunuhan Bos Mainan di Pemalang Bertambah, Anak Korban Terlibat

Regional
Agen Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh dengan Tarif Rp 14 Juta untuk Dewasa, Anak-anak Rp 7 Juta

Agen Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh dengan Tarif Rp 14 Juta untuk Dewasa, Anak-anak Rp 7 Juta

Regional
Aktivis Lingkungan Karimunjawa Ditahan Polres Jepara, Dijerat UU ITE 'Otak Udang'

Aktivis Lingkungan Karimunjawa Ditahan Polres Jepara, Dijerat UU ITE "Otak Udang"

Regional
Saat Mahasiswa Papua Penerima Beasiswa Luar Negeri Terancam Putus Kuliah...

Saat Mahasiswa Papua Penerima Beasiswa Luar Negeri Terancam Putus Kuliah...

Regional
Ribuan Guru di Purbalingga Nyaris Jadi Tersangka karena Pakai Dana BOS untuk Honor

Ribuan Guru di Purbalingga Nyaris Jadi Tersangka karena Pakai Dana BOS untuk Honor

Regional
Menyoal Dibukanya Kembali Jalur Pendakian Gunung Marapi Saat Masih Berstatus Waspada

Menyoal Dibukanya Kembali Jalur Pendakian Gunung Marapi Saat Masih Berstatus Waspada

Regional
Dihukum Tanpa Penonton hingga Akhir Musim, PSIS Semarang Akan Banding

Dihukum Tanpa Penonton hingga Akhir Musim, PSIS Semarang Akan Banding

Regional
Video Viral Seorang Mahasiswi di NTT Terkapar Diduga Minum Obat Rumput

Video Viral Seorang Mahasiswi di NTT Terkapar Diduga Minum Obat Rumput

Regional
Kota Makassar Terapkan Metaverse untuk Pelayanan Publik, Mendagri Berikan Pujian

Kota Makassar Terapkan Metaverse untuk Pelayanan Publik, Mendagri Berikan Pujian

Regional
250 Kg Telur Dimusnahkan oleh Petugas Karantina Pertanian Timika, Ini Sebabnya

250 Kg Telur Dimusnahkan oleh Petugas Karantina Pertanian Timika, Ini Sebabnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com