Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejar "Speedboat" di Perairan Sebatik, Lanal Nunukan Amankan 31 Calon Pekerja Migran Ilegal dari Sulsel

Kompas.com - 09/09/2023, 09:50 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Tim Second Fleet Quick Response (SFQR) Pangkalan TNI AL (Lanal) Nunukan, Kalimantan Utara, mengamankan 31 orang yang diduga sebagai calon pekerja migran Indonesia (CPMI) ilegal, Jumat (8/9/2023) petang.

Danlanal Nunukan Letkol Laut (P) Arief Kurniawan Hertanto mengungkapkan, puluhan warga asal Sulawesi Selatan (Sulsel) tersebut terpantau akan masuk Malaysia secara non-prosedural.

"Mereka dikendalikan calo atau tekong melalui HP," ujarnya saat dikonfirmasi.

Baca juga: Perempuan di Jembrana Tipu 18 Calon Pekerja Migran dengan Iming-iming Kerja di Jepang

Saat ini, ketatnya pengawasan terhadap calon pekerja migran ilegal di perbatasan RI-Malaysia membuat modus atau pola para calo dalam menyelundupkan mereka ke Malaysia juga berubah.

Kalau biasanya para CPMI ditampung di rumah rumah singgah sementara yang disiapkan para tekong, kini para calo mengendalikan CPMI melalui ponsel.

"Mereka (para calo) memberitahukan harus kemana setelah sampai Nunukan lewat telepon seluler. CPMI ini naik angkot dan keberadaan mereka tidak berkumpul seperti biasanya, melainkan berpencar-pencar untuk menghindari pengawasan petugas," imbuhnya.

Penangkapan kali ini, jelas Arief, setelah melalui pengintaian anggota di lapangan sejak sejumlah CPMI turun di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan.

Petugas mencium gelagat tak biasa dari para pendatang tersebut, sehingga membuntuti mereka sekaligus mengamati pergerakannya.

"Akhirnya, mereka berangkat dari Nunukan menggunakan speedboat 200 PK, menyeberang ke Sebatik. Kita lakukan pengejaran dan memotong jalur speedboat yang memuat 31 CPMI tersebut," katanya lagi.

Baca juga: Imigrasi Terbitkan Aturan Baru, Pekerja Migran Bisa Bikin Paspor Tanpa Rekomendasi dan Tarif Nol Rupiah

Dari pengakuan para CPMI, mereka telah membayar 2.000 ringgit, atau sekitar Rp 7 juta kepada calo, dengan janji akan diseberangkan sampai ke wilayah Sabah atau ke daerah Serawak, Malaysia.

Calon pekerja ilegal terdiri dari 10 orang pria, 14 perempuan, 2 anak laki-laki, serta 4 anak perempuan ini, memiliki tujuan berbeda-beda.

Ada yang hendak bekerja sebagai buruh perkebunan, buruh pabrik kayu, sopir truk, sampai asisten rumah tangga.

"Awalnya tidak ada yang mengaku akan menyeberang ke Malaysia. Setelah kita lakukan pendalaman, mereka mengakui akan menyeberang melalui jalur ilegal di Sebatik," lanjutnya.

Arief mengatakan, petugas sudah mengantongi identitas calo atau tekong yang memfasilitasi mereka ke Tawau, serta memungut biaya dari para CPMI tersebut.

Baca juga: Pekerja Migran Asal Sumbawa Barat Meninggal di Arab Saudi Setelah 10 Tahun Tak Pulang

"Kita masih lakukan pengejaran, sementara para CPMI yang kita amankan, kita serahkan ke BP2MI Nunukan untuk tindakan lebih lanjut," kata dia.

Lebih jauh, Arief juga berharap, persoalan CPMI illegal menjadi perhatian serius seluruh stake holder, supaya para WNI bisa mendapatkan kepastian hukum yang berdaulat ketika bekerja sebagai PMI di luar negeri.

Tentu bukan hanya pengawasan dan penindakan yang perlu dilakukan, melainkan juga perbaikan sistem, sosialisasi dan edukasi untuk memahamkan masyarakat akan pentingnya keberangkatan resmi.

"Kembali ke kesadaran masyarakat sendiri. Ketika mereka memahami arti penting perlindungan WNI, mereka akan memilih berangkat secara resmi. Lanal Nunukan akan terus membantu Pemda mensosialisasikan dan juga melakukan pengawasan serta penindakan terhadap upaya penyelundupan PMI," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NUSANTARA] Kecelakaan Subang, Sopir Bus Sebut Rem Tak Berfungsi | Korban Banjir Nunukan Tidur Bawa Parang untuk Usir Buaya

[POPULER NUSANTARA] Kecelakaan Subang, Sopir Bus Sebut Rem Tak Berfungsi | Korban Banjir Nunukan Tidur Bawa Parang untuk Usir Buaya

Regional
Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Regional
Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Regional
Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Regional
Maju di Pilkada Banten 2024, Iti Berharap Dipasangkan dengan Airin

Maju di Pilkada Banten 2024, Iti Berharap Dipasangkan dengan Airin

Regional
Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Regional
Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat 'Jaga Anak Ini dengan Baik'

Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat "Jaga Anak Ini dengan Baik"

Regional
Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Regional
Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com