KOMPAS.com - Terjadi bentrok antara warga Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, dengan tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Direktorat Pengamanan Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan Satpol PP di Pulau Rempang, Kamis (7/9/2023).
Bentrokan terjadi karena warga menolak pengembangan kawasan ekonomi Rempang Eco City di lokasi tersebut.
Saat tim gabungan hendak mengukur lahan dan pemasangan patok di Pulau rempang, warga memblokade jalan dengan membakar ban serta merobohkan pohon di akses jalan menuju kawasan Rempang.
Aparat mengeluarkan gas air mata untuk mengahalau massa. Ternyata gas tersebut masuk ke ruang kelas hingga beberapa murid pingsan.
Baca juga: Anak Sekolah Jadi Korban Saat Bentrok di Rempang Batam, KPAI Sebut Aparat Lalai
Tak hanya itu, para guru menyelamatkan para siswa yang ketakutan karena mendengar suara mirip tembakan dan kesakitan karena terkena gas air mata.
Bahkan ada guru dan sebagian siswanya yang menyelamatkan diri ke hutan.
Pulau Rempang masuk wilayah Kota Batam yang secara adiministasi berada di wiyah Provinsi Kepulauan Riau.
Wilayah Kota Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulang Galang serta pulau-pulau kecil lainnya di kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka.
Dikutip dari arsip Pemko Batam, pada abad ke-18, Lord Minto dan Rafles dari Kerajaan Inggris melakukan 'barter' dengan Pemerintah Hindia Belanda.
Hingga akhirnya Pulau Batam yang merupakan pulau kembar dengan Singapura diserahkan ke Belanda.
Lalu pada 18 Desember 1892, Komisaris Jenderal Pemerintah Hindia Belanda, PJ Elout yang juga menjabat sebagai Residen Riau atas nama Sultan Abdul Rahmansyah YTM (Yang Dipertuan Muda) Riau, menunjuk Raja Isa untuk memegang pemerintahan atas daerah Nongsa dan Rantau Taklukannya.
Baca juga: Lempar Bom Molotov ke Tim Gabungan di Kericuhan Pulau Rempang Batam, 8 Orang Diamankan
Atas dasar sejarah tersebut, maka 18 Desember 1829 ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Batam.
Batam adalah pulau yang berada di antara perairan Selat Malak dan Selat Singapura. Tak ada literatur resmi yang menjadi rujukan dari mana nama Batam digunakan.
Dalam arsip Perpustakaan Universitas Islam Riau disebutkan sejarah Pulau Batam bisa ditelusuri dari pindahnya Bangsa Mongolia dan Indo Aryan ke Kerajaan Melayu sekitar tahun 1000 M sebelum ada kerajaan islam Malaka dan Bintan berdiri.
Kala itu Belanda, Inggris dan Portugis belum menginjakkan kaki ke Pulau Batam. Hingga tahun 1513, Pulau Batam menjadi bagian dari Kerajaan Johor.