Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau Panjang, Babel Prioritaskan Tanam Padi dan Cabai

Kompas.com - 06/09/2023, 10:52 WIB
Heru Dahnur ,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Sejumlah komoditas menjadi prioritas untuk ditanam sebagai antisipasi dampak musim kemarau panjang akibat fenomena El Nino.

Di Kepulauan Bangka Belitung komoditas yang diprioritaskan ditanam adalah padi, cabai, dan bawang.

Baca juga: 765 Hektar Sawah di Lampung Kekeringan, Pemprov Siapkan Ratusan Pompa Air

"Antisipasi dampak El Nino ini berkaitan juga dengan pengendalian inflasi. Karena banyak kebutuhan pokok yang didatangkan dari luar, maka produksi dari daerah sendiri harus ditingkatkan," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bangka Belitung Faturachman saat pertemuan dengan awak media, Senin (4/9/2023).

Fatur mengungkapkan, sentra padi sawah di Desa Rias Bangka Selatan dan Desa Namang Bangka Tengah akan terus dioptimalkan.

Di sana BI berperan aktif membentuk klaster dan pendampingan gabungan kelompok tani.

Beberapa komoditas lainnya, BI juga terjun langsung dalam program penanaman, memperkuat klaster-klaster yang juga dibentuk instansi lainnya.

"Bahkan untuk cabai kita sudah mulai surplus. Tapi dengan faktor cuaca saat ini semuanya bisa terdampak," ujar Fatur.

Dia memastikan, BI terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah mendorong program-program pengendalin inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Antara lain melalui peningkatan luas tanam dan produktivitas komoditas hortikultura dan pangan lainnya terutama aneka cabai, bawang merah, sayur mayur, dan ikan air tawar.

Pada Agustus 2023, Bank Indonesia bersama dengan Kelompok Tani Dukong Jaya dan TPID Kabupaten Belitung melakukan panen cabai merah dengan jumlah yang ditanam sebanyak 19.000 batang dengan potensi total hasil panen sebanyak 19 ton.

"Upaya-upaya tersebut melibatkan kelompok tani, pondok pesantren, kelompok wanita tani, PKK, dan mitra lainnya guna mengurangi ketergantungan terhadap pasokan pangan dari luar Bangka Belitung," ungkap Fatur.

Baca juga: Dampak Kemarau, PDAM Solo Sebut Air Baku Bengawan Solo Hanya Bisa Diolah sampai Oktober

Sementara angka inflasi sepanjang Agustus 2023 untuk dua daerah utama di Bangka Belitung yakni Tanjung Pandan dan Pangkalpinang tercatat 3,45 persen (YoY).

Angka tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat 2,14 persen, namun tetap berada di kisaran target inflasi nasional 3+1 persen.

Secara spasial, kota Pangkalpinang mengalami inflasi bulanan 0,06 persen (mtm) atau secara tahunan sebesar 3,14 persen (yoy) dengan IHK 115,02. Inflasi bulanan (mtm) terutama bersumber dari kenaikan tarif dokter spesialis, kangkung, dan tarif rumah sakit.

Sedangkan inflasi tahunan (yoy) terutama bersumber dari komoditas bensin, beras, dan rokok kretek filter. Sementara itu, kota Tanjungpandan mengalami deflasi bulanan sebesar 0,40 persen (mtm) atau secara tahunan inflasi 3,99 persen (yoy) dengan IHK 116,37.

Deflasi bulanan terutama bersumber dari komoditas daging ayam, angkutan udara, dan bawang merah. Sedangkan andil inflasi tahunan bersumber dari komoditas bensin, angkutan udara, dan beras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com