BIMA, KOMPAS.com - Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), dikenal kaya akan tempat-tempat wisata yang indah dan menyimpan panorama alam yang memukau.
Beberapa destinasi wisata di antaranya tersembunyi atau belum dikenal secara luas.
Salah satunya adalah Benteng Asakota. Wisata alam yang terletak di Desa Punti, Kecamatan Soromandi, ini menyuguhkan keunikan dan sejarah yang tidak kalah menarik dari benteng sejarah lainnya.
Benteng pertahanan ini dibangun di sebuah pulau yang menjorok ke laut. Jika dilihat dari dekat, letak pulau kecil ini seperti membelah lautan.
Konon, Benteng Asakota adalah benteng yang dibangun pada masa pemerintahan Belanda saat menduduki Bima, NTB.
Baca juga: Kantornya Digeledah KPK, Wali Kota Bima: Kebenaran Tak Akan Pernah Tertukar
Benteng ini ditemukan sekitar tahun 1908, bersamaan dengan meletusnya Gunung Tambora.
Sayangnya, benteng pertahanan yang sarat sejarah itu tidak banyak diketahui wisatawan luar, bahkan nyaris dilewatkan para turis.
Padahal, obyek wisata ini memiliki panorama alam dan lautan lepas yang memesona.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai di Benteng Asakota. Benteng peninggalan Belanda ini berada tidak jauh dari jalan raya atau berjarak sekitar 200 meter dengan berjalan kaki.
Sementara dari pusat pemerintahan Kabupaten Bima, jaraknya hanya sekitar 37 kilometer.
Untuk menuju tempat ini relatif mudah. Dari Kota Bima, pengunjung bisa menyeberang menggunakan boat pancung. Biayanya cukup murah, hanya Rp 10.000 per orang.
Sedangkan dari pusat Kota Kabupaten Bima di Kecamatan Woha, jika menggunakan kendaraan pribadi, membutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan.
Sejak beberapa tahun terakhir, obyek wisata sejarah ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Tempat ini bisa dikunjungi setiap hari tanpa dipungut biaya tiket masuk.
Tempat wisata bersejarah ini terletak di sebelah barat Kota Bima. Bangunan bersejarah tersebut menjadi saksi bagaimana pemerintahan kolonial Belanda menjajah bangsa Indonesia dan kehilangan kekuasaannya beberapa saat kemudian. Benteng ini berada di tanah seluas satu hektar dan berbentuk melingkar.
Baca juga: Penggeledahan KPK di Akhir Masa Jabatan Wali Kota Bima