BPBD NTB Telusuri Dampak Gempa Magnitudo 7,1

MATARAM, KOMPAS.com - Badan Penanggulan Bencananya Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NYB) menelusuri dampak gempa magnitudo 7,1 dengan membuka layanan laporan warga.

Gempa tersebut berpusat di laut tenggara Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Selasa (29/8/2023) pukul 2.55 WIB dan getarannya terasa hingga Lombok, NTB.

"Kita buka hotline laporan kerusakan lewat WhatsApp, website di masing-masing kepala pelaksana BPBD di masing-masing daerah juga," kata Kepala BPBD Provinsi NTB Ahmadi, Selasa (29/8/2023).

Baca juga: BMKG Ungkap Pemicu Gempa Magnitudo 6,4 di Laut Banda Maluku

Menurut Ahmadi, hingga saat ini pukul 12.00 Wita pihaknya belum ada laporan kerusakan di 10 kabupaten kota akibat gempa magnitudo 7,1 yang terjadi sebelum shalat subuh pagi tadi.

Diterangkannya, saat ini pihaknya tengah melakukan koordinasi bersama kepala BPBD di masing-masing kabupaten kota untuk segera melaporkan jika ada warga yang mengalami kerusakan.

"Sang ini saya minta laporan dari Kalak (Kepala Pelaksana) tentang adanya kerusakan. Tapi sejauh ini belum ada laporan kerusakan. Alhamdulillah sampai ujung timur pulau Sumbawa juga aman," kata Ahmadi.

Dia mengaku infrastruktur yang berada di NTB sudah terbangun cukup kokoh rumah tahan gempa pasca peristiwa gempa 2018 silam.

"Infrastruktur kita di Lombok Utara ya sudah cukup memadai karena sudah dilakukan rehabilitasi RTG (rumah tahan gempa). Itu sudah memenuhi persyaratan kegempaan," kata Ahmadi.

Sebelumnya keterangan resmi BMKG Mataram, gempa bumi M 7,1 tersebut dirasakan di Lombok dengan skala intensitas V MMI atau getaran dirasakan hampir semua penduduk.

Baca juga: Usai Guncang Laut Jawa, Gempa Kembali Terjadi di Laut Banda M 6,4

Selain itu, gempa juga dirasakan dengan skala yang sama di wilayah Gianyar, Denpasar, Waingapu, dan Sumbawa.

Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo 6,1 dan 6,5.