Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Dalami Beda Pengakuan Pelaku dan Ayah Korban dalam Kasus Pembunuhan Dosen UIN Raden Mas Said

Kompas.com - 28/08/2023, 11:50 WIB
Labib Zamani,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SUKOHARJO, KOMPAS.com - Polisi masih mendalami terkait beda pengakuan pelaku dengan ayah korban dalam dugaan kasus pembunuhan berencana dosen UIN Raden Mas Said Surakarta, Wahyu Dian Silviani (34).

Diketahui, pelaku nekat menghabisi dosen yang dipersiapkan untuk program studi baru UIN Raden Mas Said Surakarta karena sakit hati dengan perkataan kasar korban hingga dikatakan "tukang amatiran".

Sementara Moh Hasil Tamzil, ayah dari Wahyu Dian Silviani (34) dosen UIN Raden Mas Said Surakarta tidak percaya pengakuan pembunuh anaknya, DF (22).

Baca juga: Adik Dosen UIN Raden Mas Said yang Dibunuh di Sukoharjo Mengaku Sempat Mendengar Langkah Kaki di Atap Rumah

Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit mengatakan, masih mendalami keterangan pelaku. "Masih kita dalemi keterangan pelaku dan pemeriksaan," kata Sigit dikonfirmasi Kompas.com, Senin (28/8/2023).

Sigit menambahkan, berdasarkan keterangan pelaku nekat menghabisi nyawa korban karena sakit hati. Selain itu juga ingin memiliki barang korban.

Pasalnya, dalam kejadian tersebut handphone dan uang milik korban diambil oleh pelaku.

"Motif ingin memiliki barang milik orang lain (karena HP dan uang korban diambil) dan sakit hati," ungkap Sigit.

Sebelumnya, Moh Hasil Tamzil, ayah dari Wahyu Dian Silviani (34) Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta tidak percaya begitu saja pengakuan pembunuh anaknya, DF (22).

Pelaku pembunuhan mengaku membunuh dosen itu karena dikatai hal yang tidak wajar.

Baca juga: Kesaksian Adik Dosen UIN Surakarta yang Dibunuh di Sukoharjo, Korban Sopan dan Perhatian ke Tukang Bangunannya

Tamzil menduga ada motif lain di balik pembunuhan anaknya yang terkenal baik dan sopan.

"Kalau saya lihat, saya yang paling tahu behaviour (perilaku) anak saya ini, dia termasuk orang yang tidak terlalu banyak bicara, anaknya santun sopan. Sehingga kalau muncul kalimat atau kata-kata marah gara-gara dikatain kayaknya gak. Ini kayaknya ada sesuatu yang tersembunyi di balik pengakuan itu," kata Tamzil usai pemakaman, Sabtu (26/8/2023).

Tamzil yang juga Guru Besar Universitas Negeri Mataram (Unram) meminta polisi untuk tidak puas dengan pengakuan DF.

"Saya berharap polisi harus cerdik melihat celah ini. Ada sesuatu di balik semua ini," kata Tamzil.

Baca juga: Mengungkap Fakta Tukang Bangunan Bunuh Dosen UIN Surakarta gara-gara Sakit Hati

Dugaan itu dianggapnya bukan tanpa dasar, mengingat sosok Dian sangat dikenal baik di lingkungan civitas UIN Raden Mas Said Surakarta.

Bahkan, saat proses penyerahan jenazah anak sulungnya itu hampir semua orang yang mengenal putrinya itu ikut kehilangan sosok Dian.

"Artinya anak saya orang baik. Tidak pernah ngomong kotor dan kasar. Dia orang yang sangat bekerja sama. Itu pesan saya dari testimoni dari teman-teman di Solo," kata Tamzil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

Regional
Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Regional
Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com