MATARAM, KOMPAS.com - Isak Tangis mengiringi pemakaman Wahyu Dian Silviani (34), Dosen UIN Raden Mas Said yang terbunuh kuli bangunan rumahnya.
Dari pantauan Kompas.com, ratusan orang terlihat mengantar jenazah Dian menuju tempat peristirahatan terakhirnya di Pemakaman Umum Lingkungan Sejahtera Kelurahan Pejeruk Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Sabtu (26/8/2023).
Di antara pengantar jenazah, terlihat Nabila, adik sulung Dian, yang menangis bersama ibunya. Sementara sang ayah hanya tertunduk diam.
Baca juga: Kronologi Lengkap Pembunuhan Berencana Dosen di Sukojarho oleh Kuli Bangunan
Suparman (35), paman Dian mengungkapkan keraguannya atas motif pelaku pembunuh Dosen UIN Raden Mas Said Kota Solo itu.
Menurutnya, Dian dikenal santun dan tidak pernah memiliki masalah selama tinggal di Lingkungan Abian Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Mataram.
"Tidak ada sama sekali dia pernah ada masalah di sini. Dia kalau ngomong santun dan memang tidak suka banyak ngomongnya," kata Suparman.
Baca juga: Buronan Otak Pembunuhan Pemuda di Tampora Situbondo Ditangkap di Bali
Karenanya, tidak mungkin keponakannya itu mengatai pelaku DF (23), mengingat sosok Dian yang ramah, santun, dan terpelajar.
"Tidak masuk akal, itu pasti pelakunya fitnah itu. Dian itu sangat sederhana. Ngomong tidak terlalu. Apalagi sampai ada yang bilang dia mengatai pelaku. Itu pasti tidak benar, dia itu orang terpelajar pasti bisa jaga omongannya," kata Suparman.
Apa yang disampaikan pelaku kepada polisi, sambung Suparman, janggal. Meski demikian, ia menyerahkan semuanya kepada polisi untuk mengungkap kasus ini dengan terang benderang.
Dedi Supriadi (35), tetangga Wahyu Dian menjelaskan, kebiasaan almarhumah selama di Mataram kerap membeli nasi kuning ketika pulang dari Solo.
"Dia sering beli nasi kuning sama ibunya. Jadi kalau kemana-mana tidak pernah sendirian," kata Dedi.
Selain dikenal jarang keluar rumah sendirian, Dian dikenal cerdas karena sukses kuliah di Australia dan menjadi dosen UIN Raden Mas Said Solo.
"Dia dosen yang tugas di Solo. Kalau tidak salah hari Senin (28/8/2023) akan berangkat S3 ke Inggris," ungkap Dedi.
Sebelumnya diberitakan, Dian ditemukan meninggal di rumah temannya sesama dosen di Perumahan Graha Sejahtera, Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Kamis (24/8/2023). Korban tinggal di sana selama rumahnya direnovasi.
Adapun di TKP, Polisi menemukan bercak darah pada kasur dan selimut, sebuah laptop, abu bekas pakaian pelaku yang dibakar untuk menghilangkan jejak, telepon seluler milik korban, sandal jepit, bantal ada bercak darah, dan sepeda motor milik pelaku.
Tim Polres Sukoharjo menangkap pelaku pada Jumat (25/8/2023) sekitar pukul 01.00 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.