Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.500 ABK Nganggur Imbas 63 Kapal Terbakar di Pelabuhan Tegal, Berharap Uluran Tangan

Kompas.com - 21/08/2023, 19:57 WIB
Tresno Setiadi,
Khairina

Tim Redaksi


TEGAL, KOMPAS.com - Sedikitnya 1.500 anak buah kapal (ABK) harus kehilangan pekerjaan setelah 63 unit kapal perikanan terbakar dalam insiden di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari atau Pelabuhan Jongor Kota Tegal, Jawa Tengah.

"Nelayan yang terdampak 1.500 orang. Tak bisa melaut," kata tokoh nelayan Kota Tegal, Susanto Agus Priyono, saat menerima bantuan nelayan dari Dharma Lautan Utama (DLU) Peduli dan BHS Peduli di Pelabuhan Jongor Kota Tegal, Senin (21/8/2023).

Baca juga: 4 Hari Baru Padam, Total 63 Kapal Nelayan Hangus Terbakar di Pelabuhan Jongor Tegal

Susanto mengatakan, dalam peristiwa kebakaran yang terjadi Senin (14/8/2023) hingga beberapa hari baru padam total, sedikitnya membakar 63 kapal.

"Yang kita serap dari nelayan, yang jadi keluhan utama adalah pendangkalan kolam. Karena dangkal kapal sulit berpindah. Sebenarnya kebakaran bisa diantisipasi tidak sampai membakar banyak kapal, jika kedalaman kolam memadai," kata Susanto.

Selain itu, menurut Susanto, akses keluar masuk kendaraan pemadam kebakaran juga kurang memadai sehingga tak maksimal.

"Beberapa ini jadi PR baik kementerian maupun dinas Provinsi untuk bersama sama mencari solusi," pungkas Susanto.

Baca juga: Puluhan Kapal di Pelabuhan Jongor Tegal Terbakar, Nelayan Minta Pemerintah Ikut Tanggung Jawab

Ketua HNSI Jateng Riswanto mengatakan, selain pendangkalan, kelebihan kapasitas pelabuhan juga menjadi persoalan tersendiri. Akibatnya insiden kebakaran memakan banyak kapal terbakar.

"Estimasi per kapal Rp 3,5 miliar, kalau 63 kapal kerugian sekitar Rp 220 miliar," kata Riswanto.

Riswanto mengaku berterima kasih ada bantuan sembako dari Pemkot Tegal, hingga BLU Peduli dan BHS Peduli. Meski bantuan tersebut tidak menyasar pemilik kapal, namun memang banyak ABK yang kehilangan pekerjaan butuh uluran tangan.

"Ini yang kami tunggu dari statement Pak Menteri (KKP) belum ada. Prihatin atau bagaimana, kami menunggu. Kami ingin ada perhatian dari pemerintah pusat, bahkan kami ingin Pak Presiden turun datang ke sini," kata Riswanto.


Meskipun, kata Riswanto, berbagai persoalan hingga penanganan jangka pendek dan panjang sudah disampaikan ke Dirjen KKP baru-baru ini.

"Sudah berdiskusi dengan Pak Dirjen terkait komunikasi penanganan jangka pendek dan jangka panjang. Namun karena kecintaan nelayan kepada Pak Menteri sebagai bapaknya nelayan kami menunggu," jelas Riswanto.

Dalam kesempatan itu, DLU Peduli dan BHS Peduli memberikan bantuan paket sembako senilai Rp 250 juta kepada nelayan.

Bantuan secara simbolis diserahkan owner PT DLU Bambang Haryo S. beserta Direktur Utama PT DLU Erwin H. Pudjono dan diterima perwakilan nelayan Paguyuban Nelayan Kota Tegal (PNKT) dan HNSI Tegal di Pelabuhan Jongor.

"Ini adalah satu keinginan kami untuk mendorong semua pihak, baik instansi pemerintah maupun swasta untuk bersama-sama membantu nelayan yang sedang kesulitan," kata Bambang Haryo.

Bambang Haryo mengungkapkan, bantuan berupa 4,5 ton beras, gula pasir 1 ton, minyak goreng 600 liter, 300 kilogram telur, susu 1.200 kaleng, roti, dan lainnya dengan total senilai Rp 250 juta.

"Yang jelas kami ikut prihatin sedalam-dalamnya, harapannya bantuan dapat sedikit meringankan beban masyarakat nelayan," kata Bambang yang juga Dewan Pakar DPP Partai Gerindra dan Ketua Dewan Penasihat DPD Gerindra Jawa Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sama-sama Olahan Daging Kambing, Apa Beda Gulai, Tongseng dan Tengkleng?

Sama-sama Olahan Daging Kambing, Apa Beda Gulai, Tongseng dan Tengkleng?

Regional
Bukit Batas di Kalimantan Selatan: Daya Tarik, Biaya, dan Cara Menuju

Bukit Batas di Kalimantan Selatan: Daya Tarik, Biaya, dan Cara Menuju

Regional
Kapal Bermuatan 70 Ton Kayu Ilegal Ditangkap di Perairan Kepulauan Meranti Riau

Kapal Bermuatan 70 Ton Kayu Ilegal Ditangkap di Perairan Kepulauan Meranti Riau

Regional
Gecok Kambing, Kuliner Khas Semarang Berbumbu Rempah

Gecok Kambing, Kuliner Khas Semarang Berbumbu Rempah

Regional
1 Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB di Puncak

1 Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB di Puncak

Regional
Gempa M 5,7 Guncang Pulau Doi

Gempa M 5,7 Guncang Pulau Doi

Regional
Tersangka Pengeroyok Bos Rental di Sukolilo Pati Bertambah Jadi 10 Orang

Tersangka Pengeroyok Bos Rental di Sukolilo Pati Bertambah Jadi 10 Orang

Regional
3 Kecamatan di Pati Jadi Target Operasi Kendaraan Bodong, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

3 Kecamatan di Pati Jadi Target Operasi Kendaraan Bodong, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Regional
Jelang Idul Adha, Sejumlah Hewan Kurban di Jateng Terjangkit Diare dan Cacar

Jelang Idul Adha, Sejumlah Hewan Kurban di Jateng Terjangkit Diare dan Cacar

Regional
Pengakuan Karyawan di Batam Curi 143 Ponsel dari Perusahaan: Punya Utang di Pinjol Rp 100 Juta

Pengakuan Karyawan di Batam Curi 143 Ponsel dari Perusahaan: Punya Utang di Pinjol Rp 100 Juta

Regional
Wanita Lompat ke Sumur karena Hendak Dianiaya Mantan Suami Alami Luka-luka

Wanita Lompat ke Sumur karena Hendak Dianiaya Mantan Suami Alami Luka-luka

Regional
Dua Kali Disuntik, Bayi di Sukabumi Meninggal Usai Imunisasi Empat Varian Vaksin Sekaligus

Dua Kali Disuntik, Bayi di Sukabumi Meninggal Usai Imunisasi Empat Varian Vaksin Sekaligus

Regional
Densus Antiteror Sita Buku Catatan dan Serbuk dari Kontrakan Penjual Bubur di Karawang

Densus Antiteror Sita Buku Catatan dan Serbuk dari Kontrakan Penjual Bubur di Karawang

Regional
Temuan 24 Pohon Ganja di Ladang Kopi Simalungun, Pemilik Melarikan Diri

Temuan 24 Pohon Ganja di Ladang Kopi Simalungun, Pemilik Melarikan Diri

Regional
Seminggu Dirawat, 3 Korban Pengeroyokan di Sukolilo Pati Akhirnya Pulang

Seminggu Dirawat, 3 Korban Pengeroyokan di Sukolilo Pati Akhirnya Pulang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com