Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berani Targetkan "Net Zero Emission" pada 2040, Begini Strategi Sido Muncul

Kompas.com - 16/08/2023, 10:56 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk telah meninggalkan energi fosil atau batu bara dan memasang 4.446 modul Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap sejak Juli 2021.

Seluruh operasional pabrik digerakkan dengan membeli listrik energi terbarukan panas bumi di Jawa Barat milik PLN. Kini Sido Muncul telah mengantongi renewable energy certificate (REC) sejak 2022.

Tak heran, perusahaan jamu ternama asal Semarang itu memborong sejumlah penghargaan industri hijau sampai sekarang. Mulai dari Industri Hijau Level 5 selama lima tahun terakhir dari Kementrian Perindustrian.

Baca juga: Berhasil, Sido Muncul Raih Penghargaan Keberlanjutan Lingkungan Industri Farmasi dan Makanan 2023 dari BPOM

Kemudian Indonesian SDGs Action Awards 2022 Pemenang Kategori Pelaku Usaha Besar dari Kementrian PPN/Bappenas. Lalu Proper Emas selama tiga tahun terakhir dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Manajer Lingkungan Sido Muncul, Hadi Hartojo menyebut dari segi ekonomi pemasangan PLTS atap telah menghemat listrik mencapai Rp 40-50 juta per bulan.

“Tetapi hebatnya Direksi itu tidak menikmati penghematan itu. Direksi Justru menyetujui proposalnya PLN yang menawarkan listrik ramah lingkungan,” tuturnya saat ditemui di kantornya, Minggu (13/8/2023).

Walhasil keuntungan dari penghematan penggunaan PLTS atap dialokasikan untuk membeli listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang berlokasi di Kamojang, Jawa Barat.

“Listrik REC itu ditransfer untuk dipakai Sido Muncul. Tapi harga listrik ini lebih mahal dibandingkan listrik konvensional. Ini menunjukkan komitmen direksi sungguh luar biasa,” tuturnya.

Kini pihaknya telah sepenuhnya berganti dari listrik PLN konvensional yang bersumber dari batu bara menjadi listrik REC yang terbilang ramah lingkungan.

Baca juga: Ajak Puluhan Dokter Saksikan Proses Produksi, Sido Muncul Dorong Pemanfaatan Obat Herbal

Sementara dari pemasangan ribuan unit panel surya dapat menghasilkan 1.600 Kwp. Sedangkan kebutuhan listrik pabriknya mencapai 7000 Kw atau 7 mega.

Namun aturan PLN hanya mengizinkan pemasangan dan penggunaan listrik PLTS Atap sebesar 15 persen dari total kebutuhan energi perusahaan. “Maka saat ini kita beroperasi di 1040 Kwp atau 15 persennya,” jelas Hadi.

Pemasangan 4.446 unit solar panel dilakukan sekaligus pada Juli 2021. Instalasi membutuhkan waktu 6 bulan oleh tim teknis dari supplier.

“Kita melakukan kerja sama dengan supplier yang memasangkan PLTS atap ini untuk dipakai selama 25 tahun. Setelah itu menjadi milik Sido Muncul,” katanya.

Pemasangan PLTS atap di sektor industri umumnya dilakukan dalam bentuk bekerja sama. Sehingga industri hanya membayar listrik yang dihasilkan PLTS atap tersebut. Pemasangan PLTS atap menjadi menarik bagi sektor industri lantaran selisihnya dengan listrik milik PLN lebih murah.

“Misalnya kita bayar listrik Rp1 miliar, katakanlah kalau dengan PLN kita bayar Rp 1 miliar 50 juta. Nah Rp 50 juta merupakan keuntungan kami,” imbuhnya.

Baca juga: Komitmen Sido Muncul Jaga Mutu Obat Bahan Alam Diapresiasi BPOM

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Calon Bupati Sikka, Kensius Didimus Sebut 3 Nama untuk Jadi Pendamping

Maju Calon Bupati Sikka, Kensius Didimus Sebut 3 Nama untuk Jadi Pendamping

Regional
Alasan Muda-Tanjung Mundur dari Jalur Independen Pilgub Kalbar

Alasan Muda-Tanjung Mundur dari Jalur Independen Pilgub Kalbar

Regional
Sekolah di Bandung Barat Dilarang Keluar Kota, Pemkab Siap Beri Sanksi

Sekolah di Bandung Barat Dilarang Keluar Kota, Pemkab Siap Beri Sanksi

Regional
3 Bocah Kakak Beradik di Lampung Ditemukan Tewas di Kolam Ikan

3 Bocah Kakak Beradik di Lampung Ditemukan Tewas di Kolam Ikan

Regional
Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Meningkat, Radius Aman dari Puncak Diperluas Jadi 3 Km

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Meningkat, Radius Aman dari Puncak Diperluas Jadi 3 Km

Regional
Potongan Tubuh Manusia yang Ditemukan di Parit Pontianak Berjenis Kelamin Perempuan

Potongan Tubuh Manusia yang Ditemukan di Parit Pontianak Berjenis Kelamin Perempuan

Regional
Naik Angkot, Eks Sekda Kota Magelang Kembalikan Formulir Pilkada 2024 di PDI-P

Naik Angkot, Eks Sekda Kota Magelang Kembalikan Formulir Pilkada 2024 di PDI-P

Regional
Mitigasi Risiko, Truk Barang Dilarang Lewati Sitinjau Lauik pada Jam Tertentu

Mitigasi Risiko, Truk Barang Dilarang Lewati Sitinjau Lauik pada Jam Tertentu

Regional
206 Korban Banjir Bandang Agam Masih Mengungsi, 4 Dapur Umum Didirikan

206 Korban Banjir Bandang Agam Masih Mengungsi, 4 Dapur Umum Didirikan

Regional
Menangi Beberapa Lomba, Kalteng Juara Umum di Jambore Nasional Kader PKK 2024

Menangi Beberapa Lomba, Kalteng Juara Umum di Jambore Nasional Kader PKK 2024

Regional
Al Muktabar Resmi Kembali Jadi Penjabat Gubernur Banten

Al Muktabar Resmi Kembali Jadi Penjabat Gubernur Banten

Regional
Dituduh Informan Polisi, Ketua RT di Palembang Dianiaya Warganya

Dituduh Informan Polisi, Ketua RT di Palembang Dianiaya Warganya

Regional
Tangisan Santri di Palangkaraya Usai Tusuk Gurunya hingga Tewas

Tangisan Santri di Palangkaraya Usai Tusuk Gurunya hingga Tewas

Regional
Optimalkan Ikan sebagai Makan Bergizi dan Bernilai Ekonomis, Pemkab HST Gelar Lomba Masak Ikan

Optimalkan Ikan sebagai Makan Bergizi dan Bernilai Ekonomis, Pemkab HST Gelar Lomba Masak Ikan

Regional
Nyaris Tenggelam, Tim SAR Evakuasi 30 Penumpang Kapal Q Ekspress di Buton Selatan

Nyaris Tenggelam, Tim SAR Evakuasi 30 Penumpang Kapal Q Ekspress di Buton Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com