Jenang Majemukan adalah campuran dari berbagai macam jenang yang disajikan dalam satu wadah.
Jenang Majemukan memiliki makna bahwa manusia sebagai makhluk sosial selalu dihadapkan pada perbedaan.
Sehingga sikap menghormati dan menghargai perbedaan dalam masyarakat yang plural dan multikultural menjadi nilai yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Jenang Salaka atau Jenang Saloko merupakan jenang putih dengan rasa gurih dan padat.
Warna putih dari jenang ini bermakna bahwa kesucian itu milik Tuhan Yang Maha Esa. Sementara manusia harus selalu mewaspadai nafsu pada dirinya, berani mengoreksi dirinya sebagai jalan untuk mengenal Tuhannya.
Jenang ini berwarna putih dan rasanya gurih serupa Jenang Saloko, hanya saja teksturnya lebih encer dan bertekstur tidak lembut.
Jenang Lahan memiliki makna bahwa manusia harus melepaskan dan menghilangkan semua nafsu negatif, iri, dengki, sombong, dan sebagainya di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Jenang Sumsum terbuat dari tepung beras, santan, garam, serta kuah gula merah.
Jenang Sumsum memiliki makna, salah satunya bahwa kehadirannya dalam hajat pernikahan supaya pengantin dan seluruh panitia yang terlibat diberi kesehatan, berkah, dan kekuatan.
Jenang Grendul memiliki ciri khas dengan isian biji salak dari tepung keta dan tapioka, yang disiram dengan kuah santan yang dicampur sedikit tepung ketan dan gula merah.
Jenang Grendul memiliki makna bahwa kehidupan itu seperti cakra penggilingan atau seperti roda yang berputar, di mana posisinya kadang di atas dan kadang di bawah (naik-turun), sehingga manusia perlu menemukan kestabilan dari perbedaan yang terjadi dalam kehidupan.
Jenang Abang Putih adalah perpaduan jenang merah dan putih yang merepresentasikan penciptaan atau asal-usul manusia (laki-laki dan perempuan).
Jenang Abang Putih juga bermakna untuk selalu melihat sesuatu dengan dimensi yang luas, namun tetap fokus dengan apa yang menjadi tujuan.
Jenang Warni Sekawan adalah jenang yang disajikan dengan empat warna, yaitu warna putih, merah, hijau, dan kuning.
Jenang Warni Sekawan menjadi simbol nafsu yang melekat pada diri manusia. Warna merah simbol amarah, putih mutmainah, kuning aluamah, dan hijau nafsu duniawi.