NUNUKAN, KOMPAS.com - Kantor Syahbandar dan Otorita Pelabuhan (KSOP) Nunukan, Kalimantan Utara menegaskan tidak lagi andil dalam aktivitas bongkar muat kapal barang di sejumlah dermaga tradisional, yang selama ini beroperasi tanpa izin.
Kebijakan tersebut dimulai dalam sepekan terakhir dan menimbulkan gejolak di tengah masyarakat.
Kapal pengangkut LPG subsidi 3 Kg dari Kota Tarakan tidak lagi berani melakukan bongkar muat dan akhirnya stok LPG melon menjadi langka.
‘’Banyak sekali masyarakat Nunukan mengadu susah dapat LPG melon karena dermaga tradisional ditutup KSOP. Ini menjadi pertanyaan kami, kalau mau saklek dengan aturan, tolong diperhatikan juga nasib masyarakat kita di perbatasan Negara ini,’’ujar anggota Komisi II DPRD Nunukan Adama, Selasa (8/8/2023).
Baca juga: Aturan Menyulitkan dan Sering Diancam Pembeli, Agen LPG di Kota Solo Geruduk Dinas Perdagangan
Dari penelusuran Adama di lapangan, nihilnya KSOP memberikan izin bongkar muat di dermaga tradisional, membuat kapal pengangkut LPG tidak berani menurunkan muatannya.
Kapal harus mencari dermaga di Pulau Sebatik dan menurunkan gas LPG di sana, meski alokasi tersebut adalah untuk warga miskin di Pulau Nunukan.
‘’Sekarang teriak semua masyarakat karena susah dapat gas. Lagipula kalau nanti digeser ke Nunukan pakai kapal kayu sedikit sedikit, berapa lagi harga LPG itu. Otomatis naik tinggi. Waktu normal saja, harga LPG melon di atas HET, apalagi kondisi begini,’’kata Adama.
Ia juga mengatakan, butuh kebijakan dan pertimbangan kemanusiaan dalam memberlakukan aturan di Nunukan yang merupakan perbatasan Negara.
Selagi belum ada dermaga yang memenuhi sarat untuk bongkar muat LPG maupun BBM dan barang muatan kapal lain, lebih baik mengutamakan kepentingan masyarakat banyak dahulu.
‘’Kita akan segera rapatkan ini di DPRD. Kita perlu duduk bersama, KSOP, Pemda Nunukan, agen kapal, dan pemilik dermaga. Jangan sampai menjadi gejolak social lebih besar lagi,’’tegasnya.
Warga membuat parodi kelangkaan gas
Fenomena kelangkaan gas LPG subsidi, terus menjadi keluhan dan pertanyaan masyarakat.
Entah itu di warung kopi, sampai media soaial, sepekan belakangan, tema perbincangan yang dibahas adalah sulitnya mendapat LPG melon.
Ada juga warganet Nunukan yang meluapkan sindirannya di Facebook. Akun bernama Cak Tris, mengunggah video parodi kelangkaan gas.
Baca juga: Warga Protes Beli LPG 3 Kg di Solo Wajib Gunakan KTP dan KK, Agen Diancam
Ia menyandingkan LPG melon di samping tong gas LPG 15 Kg asal Malaysia, dan menyanyikan lagu berjudul perjalanan yang dinyanyikan artis Malaysia bernama Sultan.
Sembari memeluk, dan menimang tong gas melon layaknya anak bayi, ekspresinya sangat menjiwai, seakan mengalami duka kehilangan si buah hati, dan akhirnya dipertemukan kembali setelah sekian lamanya.
‘kini engkau datang setelah kau pergi
kau berikan tangan dan memohon maaf
ku peluk dirimu
aku rindu ku masih rindu kepada dirimu