KOMPAS.com - Kabar pilu dari guru di Rejang Lebong, Bengkulu, yang sebelah matanya buta akibat dikatapel orangtua muridnya menjadi perhatian para pembaca Kompas.com selama Sabtu (5/8/2023).
Guru bernama Zaharman (58) kehilangan penglihatan di mata kanannya karena salah satu orangtua murid tak terima anaknya ditegur dan mendapat kekerasan fisik dari guru tersebut.
Zaharman diduga menendang kepala murid berinisial PDM (16) yang ketahuan merokok. Orangtua PDM, AR (45), langsung mendatangi Zaharman usai anaknya itu mengadukan kejadian tersebut.
Selain kabar tersebut, informasi seputar penangkapan terduga teroris di Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), juga mendapat sorotan publik.
Saat menggeledah rumah kontrakan salah satu terduga teroris di Desa Gentan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jateng, Tim Densus 88 menyita kotak amal sebagai barang bukti.
Selain kotak amal, polisi juga menyita laptop serta ponsel dalam penggeledahan yang dilakukan pada Kamis (3/8/2023) sore itu.
Kedua informasi tersebut bersama tiga artikel lainnya masuk dalam 5 artikel Popnus (Populer Nusantara) Kompas.com, berikut ini selengkapnya:
Selain mata kanannya yang kini buta setelah dikatapel orangtua muridnya, mata kiri Zaharman juga tak bisa melihat dengan jelas karena penyakit katarak yang dialaminya.
"Kalau soal kondisi penglihatan tetap sama bang, sampai saat ini belum bisa melihat dengan baik, karena mata kanannya kan sudah tidak bisa melihat lagi, sedangkan mata kirinya katarak dan tidak jelas kalau melihat," kata anak Zaharman, Ilham Mubdi.
Ilham mengatakan, kondisi ayahnya mulai membaik, meski masa pemulihan diperkirakan membutuhkan waktu lama karena Zaharman juga menderita diabetes.
"Alhamdulillah bang, masih proses pemulihan, kondisinya berangsur membaik," ujar Ilham.
Baca selengkapnya: Kisah Pilu Guru Zaharman, Mata Kanan Buta Akibat Dikatapel Orangtua Murid, Mata Kiri Alami Katarak
Tim Densus 88 menampilkan dua jenis kotak amal yang disita dari rumah AG, terduga teroris yang ditangkap di rumah kontrakannya yang berada di Desa Gentan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, pada Kamis (3/8/2023) siang.
Jenis pertama bertuliskan 'Kotak Sumbangan Sahabat Langit', sedangkan yang kedua 'Kotak Sumbangan Sahabat Umat'.
PPID Densus 88 Mabes Polri, Kombes Aswin Siregar menyampaikan, kotak amal itu berfungsi untuk mengumpulkan pendanaan aksi terorisme.
"Ini merupakan cara mereka untuk mengumpulkan atau mendapatkan dana yang diletakkan atau ditaruh di tempat-tempat umum," ucap Aswin.
Baca selengkapnya: Penampakan Kotak Amal Sumber Dana Terorisme, Tersebar di Tempat Umum, Uangnya untuk Beli Bahan Bom
Bakal calon presiden (Bacapres), Anies Baswedan, menyinggung masalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) saat bertemu relawan dan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (5/8/2023).
Menurut Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, PPDB merupakan akar masalah pembangunan pendidikan yang berkualitas.
Karena itu, Anies menyatakan, persoalan ini harus diselesaikan terlebih dahulu bila ingin membangun kualitas pendidikan yang baik.
"Hari ini PPDB jadi masalah. Jumlah bangku SMP dan SMA tidak sama. Ini mau diubah atau tidak? Harusnya pendidikan menjadi prioritas, harusnya mereka dapat pendidikan yang berkualitas sampai tuntas," tutur Anies.
Baca selengkapnya: Anies: Hari Ini PPDB Jadi Masalah, Mau Diubah atau Tidak?
Para pelayat mulai berdatangan ke rumah MNZ (19), di Jalan PB Sudirman, Kelurahan Tompokersan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (6/8/2023).
MNZ adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) yang tewas dibunuh seniornya di kamar kos korban, Rabu (2/8/2023).
Berdasarkan pantauan Kompas.com, selain kerabat dan warga sekitar, rekan kerja orangtua korban yang berprofesi sebagai guru di Probolinggo, Jatim, juga telah tiba di rumah duka.
"Jenazah dimakamkan di pemakaman umum Jogoyudan," ungkap Paman MNZ, Iskandar Wijayadi.
Baca selengkapnya: Pelayat Mulai Padati Rumah Mahasiswa UI yang Dibunuh Seniornya
Usai mata kanannya buta akibat dikatapel orangtua muridnya, Zaharman melaporkan perbuatan pelaku, AR, ke polisi.
Akan tetapi, ternyata Zaharman juga dilaporkan ke Polres Rejang Lebong oleh anak pelaku yang juga muridnya, PDM, dengan dugaan kasus penganiayaan.
Penasihat hukum PDM dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kota Curup, Indra Sapri menegaskan bahwa laporan itu bukan balasan atas laporan Zaharman.
"Bukan laporan balik ya, perlu digarisbawahi itu, bukan ada tujuan tertentu. Ini murni laporan terkait tindakan kekerasan yang dialami oleh klien kami," pungkasnya.
Baca selengkapnya: Guru di Bengkulu yang Buta Usai Dikatapel Orangtua Siswa, Dilaporkan Anak Pelaku ke Polisi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.