KOMPAS.com - Kotak amal menjadi salah satu barang yang disita Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri saat menggeledah rumah kontrakan terduga teroris, AG, di Desa Gentan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), pada Kamis (3/8/2023) sekitar pukul 17.00 WIB.
"Tadi dilakukan penggeledahan. Yang diambil cuma laptop, sama handphone sama kotak amal. Yang saya tau itu," kata Pemilik Kontrakan, Joko Mulyono.
Baca juga: 5 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88, Asal Pendanaan Mereka Terungkap dari Sumbangan Kotak Amal
Joko mengatakan sebelum penggeledahan, AG sudah lebih dulu ditangkap Tim Densus 88. Menurutnya AG ditangkap pada pukul 14.00 WIB, di rumah kontrakannya.
"Tadi penangkapannya sekitar jam 14.00 WIB. AG dibawa Densus 88," ujarnya.
Dia mengatakan AG telah mengontrak di rumah tersebut bersama Istri dan lima anaknya, selama 3 tahun.
Kotak amal yang disita pun ditampilkan saat Tim Densus 88 menggelar konferensi pers. Kotak tersebut berwana coklat dengan tempelan kertas berwarna kuning.
Ada dua jenis kotak amal yang disita pihak kepolisian. Jenis pertama bertuliskan Kotak Sumbangan Sahabat Langit. Sementara yang kedua bertuliskan Kotak Sumbangan Sahabat Umat.
PPID Densus 88 Mabes Polri, Kombes Aswin Siregar mengatakan kotak amal tersebut menjadi sumber pendanaan terorisme. Menurutnya, kotak amal tersebut ditaruh di tempat umum yang bisa diakses masyarakat.
"Sarana untuk pendanaan yang mereka lakukan ada dua kotak sumbangan. Ini merupakan cara mereka untuk mengumpulkan atau mendapatkan dana yang diletakkan atau ditaruh, di tempat-tempat umum publik," kata Aswin di Polresta Solo, pada Jumat (4/8/2023).
Dia mengatakan uang hasil sumbangan di kotak amal tersebut untuk membeli bahan pembuat bom.
"Sehingga hasil-hasil sumbangan itu mereka kumpulkan sebagai dana untuk pembelian bahan-bahan (pengeboman) yang mereka lakukan," ungkapnya.
Baca juga: Lagi, Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Sukoharjo, Sita Laptop hingga Kotak Amal
Aswin menyebut ada 50-an kotak amal yang diamankan. Dia mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait jumlag uang dalam kotak tersebut. Termasuk lokasi kotak amal itu ditaruh.
"Sekitar 50-an kotak isinya masing-masing masih belum diketahui. Tapi ini mungkin akan nanti kita update. Karena penyidik kita masih bekerja untuk meneliti dimana saja kotaknya, isinya berapa semuanya," tuturnya.
Tim Densus 88 Mabes Polri lima tersangka terorisme. Di antaranya S pemimpin atau dalang pengeboman, RS alias UD istri tersangka bom bunuh diri Polsek Astanaanyar, TN, TS, dan AG alias AS.
S merupakan jaringan terorisme dari Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), sejak 2008 sampai 2014. Kemudian menjadi simpatisan ISIS dari 2014 hingga sekarang. Sedangkan RS alias UD, TN, TS dan AG alias AS terafiliasi menjadi jaringan Asrori Daulah.