Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Buruh Penyadap Nira di Purworejo, Tak Dibayar Pakai Uang, tapi Air Nira yang Disadap

Kompas.com - 30/07/2023, 15:32 WIB
Bayu Apriliano,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

"Ya setiap hari mas, dari pagi hingga siang kita rebus air nira yang Eko dapat, kita olah supaya nanti jadi gula aren dan bisa dijual," kata Indah sambil terus mengaduk air nira yang dimasak dengan menggunakan panci sederhana miliknya.

Panci yang sudah mulai menghitam dan mulai usang, menandakan pekerjaan yang dilakukan Indah dan panci tersebut tidak mudah. Setiap harinya kurang lebih 5 Kg gula aren diproduksi oleh keluarga Eko.

Tak mengherankan jika dalam sebulan keluarga ini dapat menghasilkan gula aren asli khas Giyombong kurang lebih sebanyak 1 kuintal. Banyak sedikitnya produksi memang tergantung dengan alam, saat musim seperti ini puluhan pohon aren hanya sedikit yang bisa menghasilkan air nira.

Menurut Indah kadar sukrosa (pembentuk gula) nira aren berbeda menurut musim, pada musim hujan kadar sukrosa lebih rendah dibandingkan musim kemarau.

"Lumayan bisa buat nyekolahin anak-anak, asal kita mau berusaha pasti ada jalan mas," kata Indah.

Kebanyakan masyarakat Giyombong masih menggantungkan hidup dari menyadap pohon nira aren yang dijadikan gula aren khas Desa Giyombong.

Baca juga: Jerit Buruh Perkebunan Sawit Bengkulu, Bekerja Tanpa Kontrak Puluhan Tahun

Dengan ketinggian sekitar 1000 Mdpl, ribuan pohon nira banyak ditemukan di desa ini. Hal inilah yang mendorong desa tertinggi di Purworejo ini sebagian besar warganya menyadap pohon aren dan sebagian yang lain memelihara ternak.

"Kalau kita membuat gula, tanpa campuran sama sekali mas, meskipun hasilnya sedikit tapi produksi memang benar-benar asli, soalnya nanti kalau ada campuran akan mempengaruhi rasa, " katanya.

Produksi gula aren milik Indah yang siap jual harganya berkisar Rp 17.000 sampai dengan Rp 20.000 per kilogram. Meskipun proses pembuatanya cukup lama harga yang ditawarkan cukup murah.

Hal ini dilakukan tidak semata-mata untuk bisnis belaka namun agar masyarakat secara umum dapat menikmati gula aren khas Giyombong yang manis dan legit.

Proses pembuatan gula aren sebenarnya tidak mudah. Air nira yang diambil dengan cara khusus dari pohon aren membutuhkan waktu sampai 8 jam untuk memasak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Bandang Landa Tanah Datar, 1 Korban Tewas dan 1 Hilang

Banjir Bandang Landa Tanah Datar, 1 Korban Tewas dan 1 Hilang

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com