YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat sejak 21 Juli hingga 27 Juli 2023, Gunung Merapi teramati mengeluarkan 254 kali guguran lava.
"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 254 kali ke arah barat hingga selatan," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso dalam laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 21 Juli - 27 Juli 2023, Sabtu (29/07/2023).
Guguran lava tercatat 2 kali ke hulu Kali Sat/Putih sejauh 1.500 meter. Lalu, sebanyak 30 kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.800 meter dan sebanyak 222 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh 2.000 meter.
Baca juga: Diunggah di Akun BPPTKG, Seseorang Panjat Tower Kamera Pengamatan Gunung Merapi
Berdasarkan data BPPTKG, volume kubah barat daya tercatat sebesar 2.465.900 meter kubik. Sedangkan volume kubah tengah 2.346.500 meter kubik.
"Morfologi kubah barat daya mengalami perubahan akibat aktivitas guguran lava. Kubah tengah tidak teramati perubahan yang signifikan," urainya.
Data kegempaan di Gunung Merapi pada minggu ini tercatat 4 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 51 kali gempa fase banyak (MP), 1 kali gempa frekuensi rendah (LF), 907 kali gempa guguran (RF), dan 16 kali gempa tektonik (TT).
"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi," tandasnya.
Berdasarkan data tersebut, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
"Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga," tegasnya.
Baca juga: Gunung Merapi Sudah 16 Kali Keluarkan Guguran Lava pada Hari Ini
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer. Lalu, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apa pun di area berisiko bahaya.
Selain itu masyarakat juga diimbau mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.