"Istri saya bertanya kepada temannya itu, anak saya ke mana. Karena tidak mengetahui lalu istri saya menyusul ke sekolah," ujar Iman, Senin (24/7/2023).
Ibu MA ditemani keluarga yang lain kemudian mencari MA ke sekolah. Namun sayangnya pihak sekolah tak mengetahui keberadaan MA.
Bahkan di hari itu, pihak keluarga melakukan pencarian ke sekolah hingga tiga kali.
"Mungkin kalau istri saya tidak ke sekolah, anak saya sampai sekarang nggak tahu ketemu atau enggak," ucap dia.
Karena tidak ada kepastian dari sekolah, keluarga dibantu warga berinisiatif mencari sendiri dan diantar teman MA ke lokasi sungai.
"Anak saya akhirnya ditemukan tenggelam di sungai Cileuleuy dalam kondisi meninggal dunia. Lalu dari lokasi langsung dibawa ke sini (rumah) dengan motor," jelas Imam.
Ia mengatakan saat ditemukan, MA masih mengenakan seragam sekolah dan topi.
"Tas, sepatu masih ada di sekolah sampai sekarang belum diambil," tandasnya
Atas kejadian yang menimpa anaknya, Imam mempertanyakan pengawasan pihak sekolah saat kegiatan MPLS berlangsung.
"Saya mempertanyakan ke pihak sekolah kenapa bisa sampai terjadi begini. Saat ditanya apakah tidak ada pendamping, bilangnya ada. Kalau ada kenapa nasib anak saya begitu," urainya.
Setelah kejadian tersebut, pihak sekolah sempat mendatangi rumah duka di Kampung Selaawi, Desa Cibunarjaya. Kedatangan pihak sekolah untuk mengucapkan bela sungkawa dan permohonan maaf.
"Jadi pihak sekolah datang meminta maaf dan mengakui ada kelalaian," kata Wawan Kuswandi, keluarga korban, Selasa (25/7/2023).
Bahkan kata Wawan, Kepala SMPN 1 Ciambar yang datang secara langsung ke rumah korban menangis saat meminta maaf.
"Jadi kepala sekolahnya langsung yang datang. Nangis-nangis meminta maaf," jelasnya.
Pihak keluarga pun mengaku telah memaafkan, namun tetap menyerahkan proses hukum ke Polres Sukabumi.