MATARAM, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Jamaluddin Malady meminta pelaku usaha perhotelan di Lombok untuk tidak menaikkan tarif kamar terlalu tinggi menjelang perhelatan MotoGP di Sirkuit Mandalika pada Oktober 2023.
Jamal berharap para pelaku perhotelan patuh terhadap Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 9 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Akomodasi.
"Makanya kita mengimbau pengusaha hotel di Lombok melaksanakan Peraturan Gubernur Nomor 9 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Akomodasi," kata Jamal melalui sambungan telepon, Rabu (26/7/2023).
Baca juga: Tiket MotoGP Mandalika Akan Diluncurkan pada Minggu Pertama Juli 2023
Jamal menerangkan, pergub tersebut telah mengatur zona tarif hotel saat ada event internasional MotoGP.
Pada zona utama, yakni di wilayah tempat terselenggaranya MotoGP, pengelola hotel dapat menaikkan harga hingga tiga kali dari harga normal.
Baca juga: Event MotoGP 2022 Masih Sisakan Utang Rp 7,8 Miliar di RSUD NTB
Sementara di zona satu, yakni di Kota Mataram dan Lombok Barat, bisa menaikkan harga hingga dua kali. Sedangkan di zona 2, yakni Lombok Utara dan Lombok Timur bagian timur bisa menaikkan harga sekali dari harga normal.
"Misal wilayah zona utama seperti Mandalika sekitarnya itu bisa menaikkan harga 3 kali, semisal harga hotel biasanya Rp 1 juta, jadi bisa naik menjadi Rp 4 juta. Kemudian zona 1, bisa naik jadi Rp 3 juta, dan zona 2 di wilayah Gili Trawangan atau Sembalun sekitar bisa naik jadi Rp 2 juta," jelas Jamal.
Jamal mengatakan, pergub tersebut tidak memiliki sanksi, namun diharapkan para pelaku hotel taat pada aturan tersebut.
"Iya memang enggak ada sanksi, tapi kita harus bekerja sama agar pariwisata kita maju. Jangan sampai gara-gara harga hotel kita yang melambung tinggi, para tamu kita enggan untuk untuk menginap di sini dan malah memilih nginap di Bali," kata Jamal.
Terlebih, kata Jamal, saat ini ada kapal cepat dari Bali ke Lombok yang membutuhkan waktu tempuh sekitar 2 jam.
"Kan sekarang ada kapal cepat dari Bali ke Lombok. Kalau harga hotelnya tinggi mereka akan lebih memilih nginap di Bali, hotelnya terjangkau dan hanya butuh kapal cepat 2 jam dari Bali ke Lombok, biayanya mereka lebih rendah, ini yang harus kita sadari bersama," kata Jamal.
Selain itu, Jamal berharap agar pelaku perhotelan tidak menjual sewa kamar ke makelar.
"Kita imbau agar pelaku hotel juga, meminta agar tiket yang sudah di-booking agar tidak dijual lagi dengan harga yang tinggi," kata Jamal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.