Kenang Sang Ayah, KGPAA Mangkunegara X Ungkap Sering Nonton Bareng MotoGP hingga Bicarakan Ketulusan

SOLO, KOMPAS.com - Percakapan dengan mendiang ayahanda Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX, menjadi momen titik balik inspirasi bagi Mangkunegara X.

Mangkunegara X bercerita, percakapan itu intens dilaksanakan keduanya saat KGPAA Mangkunegara IX masih memimpin Pura Mangkunegaran.

Seperti diketahui, Mangkunegara IX meninggal dunia di Jakarta di usia 70 tahun akibat penyakit jantung yang diderita pada Jumat (13/8/2021) dini hari.

Baca juga: Sosok di Balik Kiprah Mangkunegara X Selama Satu Tahun Memimpin

Pada Sabtu (12/3/2022), Mangkunegara X naik tahta atau jumenengan yang digelar di Pura Mangkunegaran Solo.

Dalam momen ini, penobatan Mangkunegara X dilakukan oleh sang ibu, Prameswari Dalem Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX.

"Sosok yang inspirasi saya, sebagai anak. Saya hidup itu untuk mengabdi kepada orangtua. Lalu, kita bicara konteks tentu Mangkunegara, saya kepada Mangkunegara ke-IX, bagaimana kegiatan sehari-hari, saya lihat, saya pelajari dari Rama (ayah)," kata kata Mangkunegara X, saat wawancara dengan Kompas.com dalam program GASPOL! beberapa waktu lalu.

Dalam ingatannya pula, Mangkunegara X mengaku percakapan antara keduanya dibalut dengan suasana santai. Tak seperti yang dibayangkan masyarakat, dalam sistem kepatihan atau kerajaan yang sarat akan protokol yang melekat.

"Tentu saya ingat, banyak pesan yang disampaikan oleh Rama kepada saya. Dengan keadaan yang lebih santai, lebih santai ngobrol, makan malam bersama misalnya atau makan pagi dan sebagainya," katanya.

Baca juga: Gibran Dapat Gelar Kanjeng Pangeran Haryo dari Mangkunegara X, Ini Alasan di Baliknya

Bahkan, momen menikmati atau menghabiskan waktu melakukan hobi yang disukai keduanya dan juga sering dilaksanakan bersama.

"Kita sedang kumpul sedang sambil nonton tenis, dulu kesukaan Rama. Misalnya atau nonton F1, MotoGP atau boxing dan sebagainya. Itu hobi Rama yang turun ke saya juga. Kita sering ngobrol di situ banyak sekali petuah yang saya dapat," ujarnya.

Lanjut Mangkunegara X, petuah-petuah atau ajaran yang didapatkan saat itu hingga kini masih dipegang atau diemban.

Kepemimpinannya selama satu tahun terakhir dan memimpin Pura Mangkunegaran, merupakan suatu pengabdian.

"Saya bawa sampai sekarang dan akan saya terus bawa. Mungkin saya bisa sampaikan secara khusus itu adalah tentang ketulusan. Ketulusan, keikhlasan bagaimana atas segala sesuatu yang kita lakukan di Mangkunegaraan itu tentu harus dilandasi oleh ketulusan, keikhlasan, dan merupakan suatu pengabdian untuk selalu sebaik mungkin, menjaga niat baik," jelasnya.

Mangunegara X mengaku, di usia Pura Mangkunegaran yang hampir 266 tahun ini, secara keseluruhan, pola pemikiran juga mencontoh kepemimpinan Mangkunegara terdahulu, terutama sang ayah.

"Karena Rama percaya kalau niatnya baik kan hasilnya pasti akan baik. Juga nah itu hal-hal seperti itu yang yang menurut saya nilai-nilai kehidupan yang mungkin bisa dibilang cukup sederhana sebetulnya. Tapi ya saya belajar juga bahwa yang memang itulah kita di Mangkunegaraan, memang harus kita lakukan adalah kita harus bisa membawa dampak yang baik," paparnya.

Dampak baik itu, juga bisa dirasakan Sederek Dalem, Sentono Dalem, Abdi Dalem. Serta, skala besar juga masyarakat Kota Solo, ataupun untuk masyarakat Jawa dan Indonesia hingga Mancanegara.