Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tabungan Siswa Rp 800 Juta Dibawa Kabur Eks Kepsek, Wali Murid di Tasikmalaya Unjuk Rasa

Kompas.com - 22/07/2023, 18:28 WIB
Irwan Nugraha,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Tabungan ratusan siswa sebesar Rp 800 juta di dua Sekolah Dasar (SD) Pakemitan 1 dan 3 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dibawa kabur mantan Plt kepala sekolah tersebut. 

Ratusan ibu-ibu selaku orangtua siswa pun berunjukrasa menagih uang anak-anaknya dikembalikan dan mengadu ke kantor Desa Pakemitan, Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (22/7/2023). 

Sambil membawa tulisan protes, para ibu-ibu tersebut menuntut mantan kepala sekolah anaknya tersebut untuk segera mengembalikan uang hasil menabung anak-anaknya di sekolah. 

Kasus ini pun hampir sama dengan kejadian di Pangandaran, Jawa Barat, belum lama ini. 

Baca juga: PPDB SMAN 5 Tasikmalaya Diwarnai Daftar Ulang Puluhan Siswa Tak Sesuai Jadwal

Perbedaannya kalau di Pangandaran tabungan siswa dipinjam sejumlah guru dan uang itu disimpan di koperasi. 

Sedangkan di Tasikmalaya, tabungan itu dibawa eks kepsek yang sudah pensiun berinisial IS. 

"Terduga pelaku telah lebih dari 3 kali menjanjikan kepada para orangtua siswa akan memberikan tabungan itu sejak bulan Juni lalu. Namun, hingga kini hal itu tak terealisasi. Kami melakukan aksi protes dan mediasi menagih janji eks kepsek. Namun, dalam pertemuan sekarang ini, eks kepsek tak hadir. Kami pun hanya ditemui Kepala SDN Pakemitan 3 saat ini, yaitu Wawan," kata Koordinator Orangtua Siswa SDN Pakemitan 3, Dodi Kurniadi kepada wartawan di lokasi, Sabut. 

Dodi menambahkan, gelagat aneh mantan kepsek tersebut terjadi di saat akhir masa jabatannya sebelum pensiun beberapa bulan lalu. 

Sebelumnya pun pihak orangtua murid enggan membuka aibnya ke publik. 

Namun, setelah 3 kali mediasi dan janji-janjinya tak ditepati, para orangtua pun berunjuk rasa dan protes untuk segera diselesaikan lewat bantuan pemerintah desa. 

"Beliau (Eks Plt Kepsek) berprilaku seperti itu di akhir masa jabatannya. Jadi, membawa semua tabungan dari kelas I sampai kelas VI dari bendahara dan tidak mengembalikan saat waktunya," kata dia. 

Aksi bernada protes ratusan ibu-ibu selaku orangtua siswa ini pun, kata Dodi, merupakan mediasi keempat kalinya dan justru pelakunya tak hadir. 

"Nah beliau ini hingga ke empat kalinnya mediasi masih saja ingkar janji dan tak datang. Jadi orangtua sudah habis kesabarannya, mungkin akan ditempuh jalur hukum," ujar dia. 

Dodi menuturkan, mulanya pelaku adalah kepsek SDN Pakemitan 1 dan membawa kabur uang tabungan siswa sebesar Rp 300 juta. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com