Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Warga Grobogan Berburu Tetesan Air Asin dari "Belik" demi Bisa Mandi dan Mencuci

Kompas.com - 19/07/2023, 05:17 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Nyaris dua bulan warga Desa Geyer, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah mengalami krisis air akibat kemarau.

Sumur tadah hujan yang menjadi andalan sudah kering kerontang. Pun demikian juga dengan sungai setempat yang telah gersang.

Desa Geyer adalah salah satu permukiman terpencil di Kabupaten Grobogan yang menjadi langganan kekeringan saat kemarau.

Untuk mencukupi kebutuhan air bersih sehari-hari, desa yang dihuni oleh 5.800 jiwa ini bersandar pada sumur tadah hujan. Selain itu, mereka juga bertumpu pada pasokan air dari sungai setempat.

Baca juga: 51 Desa di Sumenep Terancam Kekeringan, Pemkab Upayakan Distribusi Air

Selama ini, Desa Geyer memang tidak terakses pasokan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Terlebih lagi, Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) tak menyasar Desa Geyer lantaran minim kandungan air.

Kondisi pun memprihatinkan saat hujan tak lagi mengguyur pedesaan di kawasan hutan ini. Mereka benar-benar berada dalam situasi terpuruk akibat darurat air bersih.

Para warga kurang mampu harus bersusah payah berburu tetesan air dari dasar sungai yang mengering. Tanah tandus itu pun mereka gali seukuran tong sampah dengan harapan muncul cadangan air.

Selasa (18/7/2023) sore, puluhan warga Desa Geyer mengantre air di depan beberapa kubangan yang telah digali dari dasar sungai kering itu.

Rongga-rongga di dasar sungai itu biasa disebutnya dengan nama "belik". Di alur sungai yang gersang itu, warga sudah membuat sejumlah belik yang menampung resapan air sungai itu.

Setiap belik dimanfaatkan warga bergiliran. Meski airnya keruh dan berasa asin, warga tidak ada pilihan lain dan tidak mempersoalkannya.

Lubang-lubang sedalam sekitar 1 meter itu perlahan terisi air. Setelah penuh, air keruh itu diciduk menggunakan gayung lantas diisikan ke ember, galon dan jeriken.

Beruntung bagi warga yang jarak rumahnya dekat dengan belik. Pasalnya mereka tak harus kerepotan mengangkut penampung-penampung air itu.

Untuk memenuhi satu jeriken kemasan 40 liter dibutuhkan waktu paling cepat 10 menit. Jeriken diangkut menuju rumah menggunakan motor, dan ada juga yang digendong dengan berjalan kaki.

Seperti halnya Siti Rukayah (53) yang mengaku kelimpungan harus bolak-balik menggendong jeriken dari belik menuju rumahnya.

Buruh tani Desa Geyer ini terpaksa berjalan kaki sejauh hampir 200 meter dari belik menuju rumahnya.

Meski merasa kelelahan, ia tak memedulikannya. Baginya, saat ini, yang terpenting kebutuhan air di rumahnya terpenuhi setiap hari.

"Sehari bolak-balik tujuh kali agar air di rumah tercukupi. Mau beli juga mahal. Bisa untuk cuci dan mandi. Air dari belik itu asin, tapi mau bagaimana lagi," tutur ibu tiga anak itu.

Baca juga: 10 Wilayah di NTT Ini Alami Kekeringan Ekstrem Panjang, Tak Hujan Lebih dari 61 Hari

Sore itu Siti tak sendiri. Dia mengantre di belik berbarengan dengan belasan ibu lainnya. Selain untuk keperluan mencuci, air dari belik juga dipersiapkan untuk kebutuhan mandi sekeluarga .

"Kami sudah terbiasa saat kemarau melanda. Kalau sudah kepepet, air dari belik yang kadang asin rasanya, kami masak terlebih dulu sebelum dikonsumsi," tutur Sri warga Desa Geyer lainnya.

Sekretaris Pemdes Geyer, Joko Purnomo menyampaikan, kemarau melanda enam dusun di desanya sejak dua bulan ini. Sementara warga yang hidup di garis kemiskinan terpaksa memanfaatkan belik untuk keperluan kebutuhan akan air.

Joko pun berharap segera ada bantuan dari pemerintah untuk membantu memenuhi pasokan air bersih.

"Kami sudah mengajukan droping air ke Pemkab Grobogan. Saat kemarau panjang selalu krisis air. Air dari belik umumya berasa asin, entah bagaimana ceritanya kami belum paham," kata Joko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

Regional
Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Regional
Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com