MUARA ENIM, KOMPAS.com - Maraknya aksi pelemparan mobil truk batu bara yang terjadi di kawasan Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan membuat para sopir resah dan ketakutan untuk melintas.
Pelemparan batu ke mobil truk pengangkut batubara itu dilakukan oleh orang tidak dikenal dan berlangsung pada malam hari.
Hal tersebut dialami oleh Harun (60), salah satu sopir truk pengangkut batu bara.
Harun mengaku, ia mengalami pelemparan pada Senin (10/7/2023). Akibat pelemparan tersebut, kaca mobil truk bagian depan pecah.
Baca juga: Taman Batu Hanjuang di Kuningan: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka
“Mereka ada di pinggir jalan ketika melempari truk saya dengan batu. Kemudian saya berhenti untuk melihat ke belakang dan mereka sudah kabur menggunakan sepeda motor," kata Harun, Senin (17/7/2023).
Usai mobilnya dilempari batu oleh orang tidak dikenal, Harun langsung mengirimkan foto dan video perusakan itu ke sopir yang lain.
“Setelah teman-teman datang, kaca mobil langsung diperbaiki agar bisa jalan. Kemudian saya lanjut jalan lagi sampai ke Km 36 Jalan Servo,”ujarnya.
Menurut Harun, lokasi aksi pelemparan tersebut memang minim penerangan, sehingga menjadi titik buta para sopir truk.
Kejadian pelemparan tersebut, menurut Harun juga sempat dialami oleh rekannya yang lain. Padahal, mereka beroperasi pada jam malam mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
“Kalau ada yang diserang seperti ini, sopir menunggu di pool, menunggu jalan sepi baru lanjut jalan lagi,”ungkapnya.
Akibat peristiwa tersebut, Harun pun tak dapat memenuhi target pengharusan, yakni 25 ritase per bulan dari Kecamatan Lawang Kidul, Desa Keban Agung ke Perbatasan Muara Enim-Lahat.
“Kejadian ini sudah sering menimpa kami, bukan satu kali. Jadi setiap melintas selalu was-was. Satu bulan 20 ritase saja sekarang sudah untung,” keluhnya.
Peristiwa yang sama juga dialami Sopian (40), sopir truk batu bara asal Palembang. Sopian mengaku sudah dua kali mobilnya dilempar batu.
Kejadian tersebut untungnya tidak sampai menyebabkan kerusakan parah pada mobilnya, hanya mengenai bodi mobil.
"Sekali kena kaca depan. Tapi karena batunya itu kecil, jadi tidak sampai pecah," ungkapnya.
Sopian sendiri mengaku was-was atas seringnya kejadian pelemparan tersebut. Jika bisa berdamai dengan pelaku, Sopian lebih memilih untuk turun terlebih dahulu dari mobil sebelum dilempari batu.
"Silakan saja mau lempar (mobil). Tapi saya turun dulu. Setelahnya kalau mau lempar lanjut saja. Jangan saya yang menjadi korban,” ujarnya.
Baca juga: 2 Pelaku Pengeroyokan Sopir Truk hingga Kritis di Balikpapan Serahkan Diri
Terpisah, Kapolres Muara Enim AKBP Andi Supriadi menjelaskan, pihaknya telah membentuk tim untuk mengejar para pelaku pelemparan truk batu bara yang melintas di Kecamatan Lawang Kidul.
Andi mengatakan, kasus pelemparan mobil truk sudah menurun sejak mereka melakukan patroli rutin di sekitar lokasi rawan.
Dia menambahkan, maraknya aksi pelemparan truk batu bara buntut kekesalan warga atas perilaku beberapa sopir truk yang ugal-ugalan di jalan hingga menyebabkan seorang warga tewas tertabrak truk beberapa waktu lalu.
Namun, peristiwa itu sudah dimediasi antara warga dengan perusahaan tambang batubara. Di mana mobil truk batubara, hanya diperbolehkan beroperasi pada pukul 21.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB.
“Sopir juga harus lebih berhati-hati dan tidak ugal-ugalan, kita upayakan yang terbaik, jaga kondusivitas. Warga sudah diimbau tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum,” imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.