Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tragis Mahasiswa Dimutilasi di Yogyakarta, Kakaknya Tewas Ditabrak

Kompas.com - 17/07/2023, 13:48 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

PANGKALPINANG, KOMPAS.com-Kabarnya meninggalnya Redho Tri Agustian di Sleman, Yogyakarta, meninggalkan duka mendalam bagi orang tuanya di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Redho merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Saat kabar duka itu diterima, Redho masih tercatat sebagai mahasiswa semester empat di kampus UMY.

Kepergian Redho yang diduga sebagai korban mutilasi membuat sang ayah, Abdullah (62) tak mampu berbuat banyak.

Abdullah justru mengenang kembali peristiwa tragis yang menimpa keluarganya belasan tahun lalu.

Baca juga: Tunggu Hasil Tes DNA, Keluarga Mahasiswa UMY Diduga Korban Mutilasi di Sleman Terima Apapun Hasilnya

Peristiwa yang terjadi saat Redho masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

"Dulu Tomi kakak Redho yang di tengah, meninggal akibat kecelakaan, tabrakan," kata Abdullah saat disambangi Kompas.com di rumahnya di Pangkalbalam, Pangkalpinang, Senin (17/7/2023).

Abdullah mengungkapkan, Tomi meninggal saat masih Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Kepergian Tomi tentu saja mendatangkan duka bagi keluarga kala itu. Namun, pihak keluarga berusaha tabah menghadapinya.

Beberapa waktu berlalu, peristiwa naas itu sudah mulai dilupakan.

Sampai kemudian kabar duka kembali datang. Redho adalah si bungsu yang merupakan adik Tomi, dinyatakan tewas dimutilasi.

Baca juga: Rektor UMY Akan Temui Kapolda DIY Pastikan Identitas Korban Mutilasi di Sleman

Polisi bahkan telah meringkus dua laki-laki yang menjadi terduga pelaku pembunuhan.

"Kami hanya pasrah, menunggu saja di rumah," ujar Abdullah yang sesekali berusaha melepas senyum.

 

Ayah tiga anak itu tinggal di rumah bersama istrinya Yana.

Mereka tinggal di rumah permanen dengan banyak tanaman hias tumbuh subur di pekarangan rumah.

Kerimbunan tanaman di rumah itu menghadirkan suasana asri nan tenang di tengah hiruk pikuk kediaman mereka di daerah Pangkalbalam yang merupakan kawasan pelabuhan.

Baca juga: Pemutilasi Mahasiswa UMY Asal Babel di Sleman Diduga Kenal dengan Korbannya

Daerah itu padat dengan aktivitas lalu-lalang kendaraan yang hendak bongkar muat, maupun kendaraan masyarakat umum.

Menurut Abdullah, Rian yang merupakan kakak sulung Redho, telah berada di Yogyakarta untuk mewakili pihak keluarga.

Mereka sedang menunggu kabar pasti dari kepolisian, termasuk juga soal pemulangan jenazah.

"Sudah kami serahkan pada Rian, kakak sulungnya Redho. Dia yang mengurus di sana," ucap Abdullah.

Baca juga: Mahasiswa UMY Asal Babel Korban Mutilasi di Sleman Dilaporkan Hilang Sejak 11 Juli

Sementara paman korban, Majid mengatakan, kedua orang tua keponakannya itu masih berada di Pangkalpinang karena masih menenangkan diri.

Bahkan ibu Redho masih kerap pingsan sejak menerima kabar anak bungsunya meninggal dengan cara mengenaskan.

"Kondisinya stres karena tekanan yang berat. Jadi biarlah di sini menenangkan diri, karena sudah ada juga keluarga di sana (Yogyakarta)," pungkas Majid.

 

Penulis: Kontributor Bangka Belitung, Heru Danhur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

Regional
Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Regional
Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Regional
Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Regional
Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Regional
4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

Regional
Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Regional
Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Regional
Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Regional
Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Regional
BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

Regional
Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Regional
Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com