Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bubur Suro: Sejarah, Makna, dan Resep

Kompas.com - 13/07/2023, 17:07 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Bubur suro adalah sajian khas yang dibuat masyarakat Jawa ketika merayakan tradisi Malam 1 Muharram atau Malam 1 Suro.

Walau begitu, ada juga tradisi menghidangkan bubur suro yang dilakukan pada malam menjelang datangnya 10 Suro, yang juga bertepatan dengan tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriyah.

Baca juga: Perbedaan Tradisi Malam 1 Suro di Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta

Tradisi memasak dan menyantap bubur suro memang sudah dilakukan secara turun-temurun, dan masih dilestarikan di beberapa daerah.

Munculnya bubur ini terkait fungsinya yang dalam bahasa Jawa disebut sebagai ubarampe yang berarti alat, dan bukan menjadi sesajen yang bersifat animistik.

Lalu apa sejarah dan makna di balik bubur suro dan bagaimana pembuatan kuliner ini? Berikut Kompas.com rangkum untuk Anda.

Baca juga: Malam 1 Suro: Pengertian, Sejarah, dan Tradisi Khas Masyarakat Jawa

Sejarah Bubur Suro

Dilansir dari laman indonesia.go.id, awalya bubur suro dihidangkan untuk memperingati hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Suro yang bertepatan dengan 1 Muharram.

Pemerhati budaya Jawa, Arie Novan menjelaskan bahwa tradisi membuat bubur suro sudah ada sejak masa pemerintahan Sultan Agung.

Baca juga: Kirab Malam 1 Suro, Tradisi Mengarak Kerbau Bule Keramat di Keraton Kasunanan Surakarta

“Konon ini kan sudah ada sejak Sultan Agung bertahta di Jawa, terlepas dari apapun itu tentu bubur Suro ini merupakan refleksi dari masyarakat Jawa atas berkah dan rezeki yang diberikan Allah SWT kepada mereka,” ujarnya.

Namun ada juga sumber lain yang menyebutkan bahwa kemunculan bubur suro adalah untuk memperingati hari di mana Nabi Nuh selamat setelah 40 hari mengarungi banjir besar.

Hal ini sebagaimana tertera pada kitab kuno, di antaranya Nihayatuz Zain (Syekh Nawawi Banten), Nuzhalul Majelis (Syekh Abdul Rahman Al-Usfuri), dan Jam'ul Fawaid (Syekh Daud Fatani).

Dikutip dari laman NU Online, dari kisah yang berkaitan dengan Nabi Nuh ini, maka tradisi bersedekah dengan bubur Suro yang berkembang di tengah masyarakat memiliki landasan dan tidak sembarang dilakukan.

Makna Bubur Suro

Lebih lanjut, bubur suro disebut berfungsi sebagai ubarampe yang berarti alat untuk memaknai datangnya malam 10 Suro.

Bubur ini menjadi lambang rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas berkah dan rezeki yang diperoleh, sama seperti sajian yang dihidangkan saat upacara adat Jawa lainnya.

Makna bubur suro juga terkandung pada angka tujuh, seperti penggunaan tujuh jenis kacang yang terdiri dari kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, kacang mede, dan beberapa kacang lainnya.

Angka tujuh ini melambangkan tujuh hari dalam satu minggu, sehingga menyantap bubur suro menjadi doa agar selalu diberi berkah dan kelancaran dalam hidup setiap harinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com