9 dari 11 Sampel Otak Anjing Asal Sikka Positif Rabies

SIKKA, KOMPAS.com – Koordinator Laboratorium Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Ronal Makin menyebutkan, sembilan dari 11 sampel otak anjing yang dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, Bali, dinyatakan positif rabies.

Adapun 11 sampel itu dikirim ke BBVet Denpasar pada Rabu, 28 Juni 2023.

“Hasilnya sudah terima dan sembilan spesimen otak anjing dinyatakan positif rabies,” ujar Ronal saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (10/7/2023).

Baca juga: Kasus Positif Rabies di Sikka Bertambah 9 dalam Sebulan, Jadi 36

Ronal menjelaskan, dari sembilan kasus positif rabies, satu kasus dari Kelurahan Waiorotang, Kecamatan Alok Timur; dua kasus di Desa Wairkoja, Kecamatan Kewapante; satu kasus di Kelurahan Madawat, Kecamatan Alok; satu kasus Desa Watumilok, Kecamatan Kangae.

Lalu, Desa Munerana, Kecamatan Hewokloang satu kasus dan Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae tiga kasus.

Baca juga: Bocah 6 Tahun di Sikka yang Suspek Rabies Ternyata Belum Disuntik Vaksin

Ronal mengungkapkan, para korban yang dilaporkan positif terinfeksi rabies mengalami luka gigitan di bagian paha, kepala, muka, punggung, kaki, lutut, betis, ibu jari, dan tumit. Kendati demikian, mereka sudah disuntik vaksin anti rabies (VAR).

Ia kembali mengingatkan, apabila digigit hewan penular rabies (HPR) untuk segera mencuci luka dengan sabun pada air mengalir, lalu dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat VAR maupun serum anti-rabies.

Selain itu, warga yang memiliki hewan penular rabies, seperti anjing, kucing, dan kera agar diikat atau dikandangkan untuk mencegah penyebaran virus rabies.

Apalagi, saat ini Pemkab Sikka kehabisan stok vaksin.

“Sepertinya dalam minggu ini vaksin sudah ada, setelah itu petugas kesehatan hewan langsung turun ke lokasi postif rabies,” pungkas Ronal.