Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Harta Karun Lombok" Akan Dikembalikan Belanda, Gubernur NTB: Nanti Kita Lihat, Jangan "Geer" Duluan

Kompas.com - 10/07/2023, 13:49 WIB
Karnia Septia,
Krisiandi

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah mengatakan akan mengkaji terlebih dahulu terkait rencana penyerahan benda-benda bersejarah Lombok oleh pemerintahan Belanda.

"Perlu dilihat dicermati jangan sampai kita harapan harta karun. Ya nanti detailnya seperti apa, nanti kita lihatlah. Jangan sampai geer duluan tahu-tahu nggak dapat apa-apa kita," Kata Gubernur Zul saat dikonfirmasi di Mataram, Senin (10/7/2023).

Zul mengatakan, harta karun tidak harus berupa uang atau perhiasan maupun emas tetapi bisa berupa dokumen bersejarah.

"Kan harta karun enggak harus berupa uang emas tapi juga dokumen-dokumen bersejarah. Kalau dikembalikan kepada kita, kita jadi bisa tapak tilas perkembangan masa lalu kita. Kita coba kaji dulu detailnya seperti apa," Kata Zul. 

Berharap Dikembalikan ke NTB

Sementara itu, Kepala museum NTB, Ahmad Nuralam mengapresiasi rencana pemerintah Belanda yang mau mengembalikan benda-benda hasil rampasan perang tersebut kepada pemerintah Indonesia.

Nuralam juga berharap pemerintah pusat mau mengembalikan benda-benda bersejarah tersebut ke pemerintah provinsi NTB, agar nantinya bisa dipamerkan di museum.

"Harapan kami pemerintah pusat itu mau memberikan hasil rampasan perang itu ke pemerintah provinsi. Kita berharap nanti pemerintah provinsi mau menyerahkan itu ke musium, karena itu merupakan barang-barang yang bernilai sejarah budaya. Dan masyarakat umum perlu juga mengetahui peninggalan sejarahnya, peninggalan budayanya." kata Nuralam di Mataram, Senin.

Baca juga: Belanda Akan Kembalikan Harta Karun Bersejarah Milik Indonesia, Apa Saja?

Pihak Museum NTB sudah siap, jika harta karun peninggalan sejarah tersebut benar-benar akan diserahkan ke museum.

"Kami punya ruangan yang representatif, kami punya ruang khasanah di musium itu, di situ kami akan letakkan barang-barang itu di sana. Karena barang barang itu sifatnya masterpiece menurut kami," Kata Nuralam.

Selain itu, museum NTB juga mempunyai SDM untuk melakukan perawatan terhadap barang-barang sejarah.

Pihak museum belum mengetahui pasti barang rampasan perang apa saja yang akan diserahkan pemerintah Belanda ke pemerintah Indonesia.


Barang-barang itu diperkirakan berupa perhiasan atau alat kelengkapan pemerintah dan upacara seperti keris, giwang, kotak perhiasan dan manuskrip.

"Memang ada beberapa macam seperti perhiasan ada semacam kalung, berlian, ada kotak perhiasan ada beberapa keris," Kata Nuralam.

Nuralam menyebutkan, barang-barang tersebut diperkirakan merupakan benda hasil rampasan perang pada tahun 1800an. nBenda bersejarah tersebut diambil, ketika penaklukan kerajaan Karangasem Mataram yang ada di Cakranegara.

Baca juga: Belanda Akan Kembalikan Harta Karun Lombok, Kepala Museum: Itu Kepingan Sejarah yang Hilang

"Ya nanti kalau barang itu ada, ya kami akan lakukan pengkajian lagi dengan para ahli dari segala macam bidang ilmu dari antropolog dan arkeolog, sehingga kita tahu kontruksi masyarakat saat itu seperti apa," Kata Nuralam.

Menurutnya, barang-barang sejarah tersebut bisa menggambarkan karakter ragam corak hiasan hingga gaya berbusana masyarakat khususnya para bangsawan kerajaan pada saat itu.

"Dari itukan kita bisa tahu, karakter ragam corak hiasan kan bisa mengabarkan karena itu termasuk puzzle yang hilang. Kita berharap puzzle itu bisa kita kumpulkan lagi, supaya tahu sejarah masyarakat Lombok di sekitar abad 19 itu seperti ini kita tahu dari corak bajunya dari corak perhiasannya," Kata Nuralam. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com