PADANG, KOMPAS.com-Sebanyak 64 ekor sapi dan tiga ekor kambing kurban dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat disebar ke daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) seperti Solok Selatan, Pasaman, Pesisir Selatan dan lainnya.
"Sapi kurban ini berasal dari ASN pada seluruh Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Pemprov Sumbar," kata Asisten Administrasi Umum Setda Sumbar, Andri Yulika di Padang, Senin (26/06/2023).
Menurut Andri, jumlah sapi kurban Idul Adha 1444 Hijriah kali ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang hanya 28 sapi.
"Ini sebagai bentuk kepedulian dari ASN Pemprov untuk masyarakat di Sumbar karena ada daerah yang penduduknya cukup banyak tapi jumlah hewan kurbannya masih sedikit atau bahkan tidak ada. Ini yang coba kita jangkau sehingga semua masyarakat bisa merasakan berkah dari Idul Adha," ujar Andri.
Baca juga: Jelang Idul Adha, Pemkot Solo Waspadai Lalu Lintas Hewan Kurban dari Luar Daerah
Sapi kurban tersebut direncanakan akan diserahkan secara resmi oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah kepada perwakilan masyarakat yang telah ditetapkan sebagai penerima.
Menurut Andri, untuk acara prosesi penyembelihan sapi kurban nantinya akan dipusatkan di Nagari Gantiang Mudiak Utara (Langgai), Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan pada 30 Juni 2023.
Sementara itu Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Sumbar, Al Amin mengatakan sapi kurban dari ASN Pemprov Sumbar untuk masyarakat tersebut tidak kali ini saja dilakukan.
"Tiap tahun dilakukan sebagai bentuk ibadah yang disalurkan ke daerah kurang mampu," kata Al Amin.
Menurut Al Amin, khusus untuk Kabupaten Kepulauan Mentawai dikirimkan berupa uang yang nantinya akan dibelikan sapi dari peternak lokal.
Baca juga: Khofifah Pastikan Hewan Kurban di Jatim Surplus, Jumlah Kebutuhan Diprediksi 303.936 Ekor
Al Amin mengaku, hal tersebut untuk memudahkan proses distribusi karena membutuhkan anggaran cukup besar dan risiko lain jika mengirimkan sapi dari Padang ke Mentawai.
"Perjalanan menggunakan kapal barang dari Padang menuju Mentawai butuh setidaknya 12 jam. Ada risiko sapi sakit atau bahkan mati di dalam perjalanan laut tersebut, sehingga kita memutuskan untuk mengirim dalam bentuk uang saja," ungkap Al Amin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.