Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPDB Nunukan, Orangtua Calon Murid Diimbau Tidak Palsukan Alamat Rumah dan Buat KK Baru demi Masuk Sekolah Favorit

Kompas.com - 21/06/2023, 18:28 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) di Nunukan, Kalimantan Utara, segera dibuka.

Untuk siswa SMA sederajat, pendaftaran dibuka pada 26 sampai 29 Juni 2023. Waktu tersebut, diperuntukkan untuk jalur non-zonasi, antara lain, prestasi, afirmasi, dan perpindahan orangtua murid/mutasi.

Sementara bagi jalur zonasi, dibuka pada 30 Juni hingga 5 Juli 2023. Dan pengumuman hasil seleksi PPDB dilakukan pada 8Juli 2023.

Baca juga: Tidak Terdata di DTKS, Anak Tidak Mampu Sulit Daftar PPDB Jalur Afirmasi

"Jalur zonasi dibuka lebih lambat untuk mengakomodir jalur non-zonasi. Ada sedikit beda dengan PPDB tahun sebelumnya. Yang jelas, ketika poin dari pendaftar jalur non zonasi tidak memungkinkan diterima, calon peserta didik bisa mendaftar di jalur zonasi," ujar Kasubag Tata Usaha di Kantor Cabang Disdikbud Kaltara, La Mija, Rabu (21/6/2023).

La Mija meminta para orangtua calon perserta didik, menerapkan kejujuran dan menanamkan sikap legawa pada anak anaknya.

Imbauan tersebut, dikarenakan banyak wali calon peserta didik menggunakan trik, dan melakukan berbagai cara, demi memaksakan anaknya masuk ke sekolah yang diinginkannya atau sekolah "favorit".

Tahun-tahun sebelumnya, banyak orangtua calon peserta didik, berbuat curang demi memasukkan anaknya ke sekolah yang dipandang sebagai sekolah favorit hanya demi gengsi.

"Banyak yang mendekatkan jarak dengan cara, mencantumkan alamat rumah tetangganya atau keluarganya yang dekat dengan area sekolah. Kasus demikian banyak kami temukan saat verifikasi faktual di lapangan," jelasnya.

La Mija menegaskan, pendidikan tidak hanya bersumber dari sekolah. Pendidikan yang sebenarnya, bermula dari orangtua, sehingga kesadaran akan kejujuran dan mendidik anak dengan sikap legawa, menjadi pendidikan utama menyangkut akhlak dan mental generasi depan.

Baca juga: Ombudsman Dampingi Ning, Anak Putus Sekolah yang Kesulitan Ikuti PPDB Jalur Afirmasi ATS

Selain mendekatkan jarak, ada pula orangtua yang nekat datang ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil).

Mereka mendaftarkan nama anaknya di Kartu Keluarga (KK) milik saudaranya, atau milik kerabatnya, demi agar anaknya diterima di sekolah dengan label 'favorit' tersebut.

"Cara memasukkan nama anaknya ke KK saudara atau siapapun itu yang rumahnya dekat dengan sekolah, bisa ditolerir. Asalkan, dilakukan setahun sebelum PPDB. Kalau baru dilakukan, tentu akan gugur di verifikasi faktual nanti," jelas La Mija.

Kasus lain, beberapa orangtua juga memanfaatkan alamat kantornya untuk mendaftarkan anaknya.

Baca juga: Beberapa Calon Wali Murid di Semarang Masih Bingung soal Pendaftaran PPDB gara-gara Ini

Padahal, imbuhnya, seharusnya orangtua calon peserta didik juga tidak perlu melakukan hal hal diluar kewajaran seperti diuraikan diatas hanya demi anaknya masuk sekolah favorit.

Banyak sekolah swasta di Nunukan yang kualitas pendidikannya juga tidak kalah dengan sekolah negeri.

"Sekali lagi, cara ini akan percuma karena kita ada tim PPDB yang turun lapangan untuk mengecek dan memastikan alamat calon peserta didik. Begitu nama mereka masuk dalam daftar PPDB, tim langsung turun lapangan mengecek alamat mereka. Mohon cara demikian tidak dipraktikkan," imbaunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com