Selanjutnya pada tahun 1897-1904, pemerintah Hindia Belanda melakukan upaya pemugaran yang pertama dengan hasil yang cukup memuaskan walaupun masih jauh dari sempurna. Saat itu, kaki dan tubuh candi telah berhasil direkonstruksi.
Pada tahun 1908, Van Erp memimpin rekonstruksi dan pemugaran kembali Candi Mendut, yaitu dengan menyempurnakan bentuk atap, memasang kembali stupa-stupa dan memperbaiki sebagian puncak atap.
Pemugaran sempat terhenti karena ketidaktersediaan dana, namun dilanjutkan kembali pada tahun 1925.
Dilansir dari laman Perpusnas, candi berbentuk segi empat ini memiliki tinggi bangunan seluruhnya 26,40 meter, yang berdiri di atas batur setinggi sekitar 2 meter.
Di permukaan batur candi terdapat selasar yang cukup lebar dan dilengkapi dengan langkan.
Dinding kaki Candi Mendut dihiasi dengan 31 buah panel yang memuat berbagai relief cerita, pahatan bunga dan sulur-suluran yang indah.
Pada tangga menuju selasar yang terletak di sisi barat, dihiasi dengan beberapa panil berpahat yang menggambarkan berbagai cerita yang mengandung ajaran Buddha.
Kemudian di pintu masuk ke ruangan dalam tubuh candi dilengkapi dengan bilik penampil dihiasi dengan relief Kuwera terpahat di dinding utara dan relief Hariti terpahat di dinding selatan.
Dinding tubuh candi dihiasi dengan relief yang berkaitan dengan kehidupan Buddha, yaitu :
Kemudian di dalam Candi Mendut terdapat 3 buah Arca Buddha, yaitu:
Ketiga arca di dalam Candi Mendut dilengkapi dengan 'prabha" atau sinar kedewaan di sekeliling kepalanya.
Sumber:
magelangkab.go.id, candi.perpusnas.go.id, humas.jatengprov.go.id, dan m.antaranews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.