Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bebaskan Pilot Susi Air Tanpa Syarat"

Kompas.com - 02/06/2023, 14:50 WIB
Rachmawati

Editor

Jika dalam tenggat waktu dua bulan permintaan mereka tak kunjung dikabulkan, maka ia mengeklaim sang pilot akan fibunuh.

“Kan namanya sandera itu tidak bisa dibebaskan tanpa syarat, karena aturan begitu. Orang sandera itu punya maksud, tujuan. Maka tujuannya sampai baru bisa lepas,” katanya.

Ia kemudian mengkritik para pegiat HAM yang menyuarakan agar pilot itu dibebaskan dengan alasan kemanusiaan. Sebab, menurut dia, Indonesia telah melakukan pelanggaran HAM berat terhadap masyarakat Papua.

“Mereka tidak pernah bicara tentang orang Papua yang dibunuh Indonesia 60 tahun ini. Indonesia bunuh kami, mereka tidak pernah bicara mereka tidak pernah bahas Indonesia ke pengadilan internasional,” katanya.

Baca juga: Update Kasus Penyanderaan Pilot Susi Air, Kapolda Papua Sebut Komnas HAM dan Dewan Gereja Bantu Negosiasi

Tuduhan Sebby ini tidak menggambarkan kenyataan secara menyeluruh, karena para pegiat HAM - termasuk Komnas HAM - sudah mempersoalkan berbagai pelanggaran HAM di Papua, walau tidak semua ditindaklanjuti oleh pemerintah.

Lebih lanjut, Sebby mengatakan bahwa Philip Max Mehrtens bukan merupakan individu yang ‘tak bersalah’. Sebab, menurut dia, Philip mengantongi surat izin terbang dari TNI ke wilayah Papua.

“Orang pilot itu kami sudah bilang jelas-jelas dia kan bekerja untuk Indonesia. Jadi dia bagian dari pada kedudukan di Papua, menjajah kami, menduduki kami untuk mengambil hak kami.

”Kami sudah menemukan surat izin itu. Itu artinya dia kan dibawah kendali Panglima TNI menyerangkan pesawat tugas di Papua. Dia kan melayani Indonesia, antar-antar segala polisi selama ini,” ungkap Sebby.

Pernyataan Sebby tentang 'surat izin terbang' sang pilot ini belum terklarifikasi.

Oleh karena itu, ia meminta agar pemerintah Indonesia segera menjalankan negosiasi dengan pihak Selandia Baru dalam rangka merundingkan kemerdekaan Papua demi menyelamatkan pilot Philip Max Mehrtens.

Baca juga: Update Kasus Penyanderaan Pilot Susi Air, Kapolda Papua Sebut Komnas HAM dan Dewan Gereja Bantu Negosiasi

“Kami kan yang baik untuk negosiasi. Tapi Jakarta juga tolak, Selandia Baru juga tolak. Itu kan lucu.

“Karena Jakarta, jadi Panglima Egianus kasih warning. Harus cepat bergerak, bertindak, memulai. Kira-kira paham, harus bergerak memulai,” katanya.

Sudah hampir 4 bulan disandera

Penyanderaan pilot Susi Air berkewarganegaraan Selandia Baru, Philip Max Merthens yang diduga dilakukan KKB pimpinan Egianus Kogoya sudah berlangsung hampir empat bulan, sejak 7 Februari 2023.

Pilot tersebut disandera oleh kelompok pimpinan Egianus Kogoya, TPNPB-OPM, yang membakar pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan.

Pihak TPNPB-OPM telah berulang kali menggambarkan kondisi pilot yang masih berada di dalam tahanan mereka.

Kelompok itu mengirimkan sejumlah video yang menunjukkan sang pilot berbicara mengenai keadannya sambil berdiri di samping para anggota kelompok yang memegang senjata.

Dalam video terbaru yang dikirim oleh juru bicara TPNPB-OPM, Philip terlihat duduk bersebelahan dengan Egianus Kogoya berkata bahwa TPNPB-OPM memberi waktu dua bulan kepada Indonesia dan Selandia Baru untuk berdialog soal kemerdekaan Papua.

Baca juga: Kapolda Papua Bahas Pembebasan Pilot Susi Air dengan Pimpinan Gereja, Ini Hasilnya

Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri, mengatakan pihaknya masih memaksimalkan upaya negosiasi untuk membebaskan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Philip Max Mehrtens.

Salah satunya dengan menggandeng Dewan Gereja serta Uskup. Selain itu, Polri juga membuka pintu untuk Komnas HAM.

Mathius menambahkan, Polda Papua juga sudah mengirim tim khusus yang akan mengawal proses negosiasi.

Keputusan menempuh jalan negosiasi ini diambil usai lima prajurit TNI tewas dalam baku tembak dengan TPNPB-OPM di Kabupaten Nduga yang sedang melakukan operasi penyergapan ke lokasi penyanderaan.

Insiden pada akhir April lalu itu membuat Panglima TNI Yudo Margono memerintahkan anggotanya menggelar operasi siaga tempur darat di beberapa wilayah yang dianggap rawan di Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Regional
Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Regional
Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Kilas Daerah
Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Regional
Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Regional
KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

Regional
Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Regional
Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Regional
Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com