Dedy mengatakan, selain agar bisa kembali sekolah, pihaknya juga menyiapkan rumah susun sederhana agar bisa dihuni Rani beserta kedua orangtua dan adiknya.
"Untuk kependudukan segera kami urus. Sudah saya perintahkan Disdukcapil dan Pak Camat agar bisa ber-KTP Kota Tegal. Termasuk jika berkenan kami siapkan rumah susun," kata Dedy
Sebelumnya diberitakan, Cintya mengalami gizi buruk sejak 8 bulan terakhir. Badannya kurus, kakinya bengkok dan mengecil, bagian dada membesar, hingga kepala alami luka. Cintya hanya bisa menangis dan harus makan menggunakan selang NGT.
Ayah Cintya, Isfandi mengatakan anak keduanya itu lahir dalam kondisi normal. Berat badannya 2,7 kilogram.
Baru pada Agustus 2022 atau saat berusia 2 tahun 5 bulan, Cintya sempat mengalami kejang dan demam tinggi hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Isfandi sendiri bekerja sebagai satpam. Sedangkan istrinya ibu rumah tangga. Keterbatasan penghasilan membuat pengobatan atau perawatan belum bisa maksimal.
Kondisi demikian, berimbas ke anak keduanya Anisa Maharani yang terpaksa putus sekolah setelah diminta pihak sekolah mengundurkan diri lantaran jarang masuk kelas.
Selain karena bantu menjaga adiknya, juga karena tak memiliki uang cukup untuk transportasi dari rumah kontrakannya di Kota Tegal menuju SMP 1 Wanasari, Kabupaten Brebes.
Untuk membantu ekonomi keluarga, Anisa atau Rani bahkan harus ikut ayahnya mengamen keliling kampung. Mengingat biaya merawat Cintya cukup mahal seperti untuk membeli makanan dan susu khusus bayi kekurangan gizi atau stunting.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.