Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cabuli 4 Anak di Bawah Umur, Nelayan di Lombok Barat Ditangkap

Kompas.com - 23/05/2023, 11:44 WIB
Fitri Rachmawati,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LOMBOK BARAT, KOMPAS.com - Belum tuntas kasus kekerasan seksual di dua pondok pesantren di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), kini muncul kasus serupa di Lombok Barat.

Kekerasan seksual di Lombok Barat dilakukan oleh nelayan berinisial SD (58).

SD ditangkap tim Reskrim Polres Lombok Barat pada Jumat (12/5/2023) dan langsung ditetapkan sebagai tersangka.

Ada empat korban yang telah melapor dalam kasus tersebut, yakni korban anak berusia 8 dan 11 tahun. Korban saat ini didampingi oleh aktivis anak.

Baca juga: Bupati Lombok Timur Minta Pelaku Pencabulan 41 Santriwati Dihukum Berat

"Pelaku sudah kita tangkap dan tahan, setelah empat korban melaporkan apa yang mereka alami. Korban adalah anak-anak usia sekolah dasar," kata Kasat Reskrim Polres Lombok Barat, Iptu I Made Dharma Yulia Putra saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (23/5/2023).

Dharma mengatakan, modus pelaku adalah dengan memberikan pinjaman handphone untuk digunakan bermain oleh korban. Pada saat korban bermain handphone itu, korban lantas dicabuli oleh pelaku.

"Pelaku memberikan handphone setelah itu mencabuli korban," jelas Dharma.

Baca juga: LSBH: Korban Kekerasan Seksual Pimpinan Ponpes di Lombok Timur Merasa seperti Dihipnotis

Selain korban, enam orang telah dimintai keterangan sebagai saksi dalam kasus tersebut.

Saat ini, polisi masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan terhadap korban dan saksi. Polisi juga memberikan perlindungan dan menyiapkan psikiater untuk korban karena sebagian besar korban masih trauma dan ketakutan.

Kuat dugaan, jumlah korban masih akan bertambah. Sebab, ada anak lainnya yang juga terindikasi menjadi korban.

Sementara itu, kasus ini terungkap ketika sejumlah anak yang menjadi korban mengalami demam tinggi dan menceritakan pelecehan dan kekerasan yang dialaminya di sekitar kawasan pesisir tempat pelaku beraktivitas sebagai nelayan.

Manajer Penanganan Kasus pada Yayasan Gagas, Samsul Hadi belum bersedia memberikan keterangan lebih lanjut terkait kasus kekerasan seksual itu. Sebab, korban masih anak-anak dan harus mendapat perlindungan.

Yayasan Gagas merupakan lembaga sosial yang mendapingi korban kasus kekerasan seksual itu.

"Kami pendampingnya, tetapi untuk saat ini saya belum bisa buka kasus ini karena ada beberapa pertimbangan," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Penjelasan RSAM Bukittinggi soal Keluarga Korban Erupsi Marapi Dipungut Biaya RS

Penjelasan RSAM Bukittinggi soal Keluarga Korban Erupsi Marapi Dipungut Biaya RS

Regional
Bupati Malinau Minta ASN, TNI dan Polri Jaga Netralitas pada Pemilu 2024

Bupati Malinau Minta ASN, TNI dan Polri Jaga Netralitas pada Pemilu 2024

Regional
Cerita Rohingya Bayar Ongkos ke Aceh Rp 14 Juta, Agen Raup Untung Rp 3,3 Miliar

Cerita Rohingya Bayar Ongkos ke Aceh Rp 14 Juta, Agen Raup Untung Rp 3,3 Miliar

Regional
Wamentan Klaim 'Food Estate' Berjalan Baik dan Bakal Dilanjutkan

Wamentan Klaim "Food Estate" Berjalan Baik dan Bakal Dilanjutkan

Regional
Bupati Malinau Sebut UMKM Jadi Solusi Aternatif Serap Tenaga Kerja Lokal

Bupati Malinau Sebut UMKM Jadi Solusi Aternatif Serap Tenaga Kerja Lokal

Regional
Kisah Penjual Jamu di Sumbawa, Sekolahkan Anak S2 dan Naik Haji

Kisah Penjual Jamu di Sumbawa, Sekolahkan Anak S2 dan Naik Haji

Regional
Wamentan Harvick: Tahun Politik Sangat Rawan jika Cadangan Pangan Tidak Aman

Wamentan Harvick: Tahun Politik Sangat Rawan jika Cadangan Pangan Tidak Aman

Regional
Rokok Mengisap Masa Depan Anak-anak Orang Rimba

Rokok Mengisap Masa Depan Anak-anak Orang Rimba

Regional
Berteduh di Sawah, Wanita 50 Tahun di Agam Tewas Tertimbun Longsor

Berteduh di Sawah, Wanita 50 Tahun di Agam Tewas Tertimbun Longsor

Regional
Truk di Banten Dibatasi Saat Libur Nataru, Ini Lokasi dan Jadwalnya

Truk di Banten Dibatasi Saat Libur Nataru, Ini Lokasi dan Jadwalnya

Regional
Besok Prabowo ke Sumbar Kunjungi Lokasi Erupsi Marapi dan Pasar Raya Padang

Besok Prabowo ke Sumbar Kunjungi Lokasi Erupsi Marapi dan Pasar Raya Padang

Regional
 [POPULER NUSANTARA] Kesaksian Pendaki Selamat dari Erupsi Gunung Marapi | Penumpang Pelita Air Bercanda Bawa Bom

[POPULER NUSANTARA] Kesaksian Pendaki Selamat dari Erupsi Gunung Marapi | Penumpang Pelita Air Bercanda Bawa Bom

Regional
Sudah Sebulan 247 Rumah di Rokan Hilir Terendam Banjir, Warga Dievakuasi

Sudah Sebulan 247 Rumah di Rokan Hilir Terendam Banjir, Warga Dievakuasi

Regional
Kota Semarang Catat 7.943 Kasus HIV dalam 28 Tahun Terakhir

Kota Semarang Catat 7.943 Kasus HIV dalam 28 Tahun Terakhir

Regional
Kronologi Pesawat Dabi Air Tergelincir lalu Tabrak Bukit di Intan Jaya

Kronologi Pesawat Dabi Air Tergelincir lalu Tabrak Bukit di Intan Jaya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com