KUPANG, KOMPAS.com - Masyarakat Desa Letbaun, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengaku kecewa dengan keberadaan Tower BTS 4G Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang dibangun di wilayah mereka.
Pasalnya tak banyak perubahan utamanya mengenai jaringan telekomunikasi di Pulau Semau, yang merupakan kampung halaman Gubernur NTT, sejak tower tersebut dibangun pada 2021.
"Kalau jarak 300 sampai 400 meter dari tower, maka sinyal mulai hilang muncul. Kalau jarak 1 kilometer maka sinyal hilang total," kata Kepala Desa Letbaun Carlens Herison Bising, kepada Kompas.com, Jumat (19/5/2023).
Baca juga: Kesaksian Dinas Kominfo Sulsel, Tidak Pernah Dilibatkan dalam Program BTS 4G
Kondisi itu juga dirasakan Carlens, saat berada di rumahnya yang berjarak sekitar 600 meter dari tower.
"Jangankan di dalam rumah. Di halaman rumah saja sinyal hanya muncul satu kotak dan itu sangat susah untuk kita berkomunikasi," ungkap Carlens.
Carlens menjelaskan, tower BTS 4G itu dibangun tahun 2021. Kemudian, pada Januari 2023 tower terkena petir sehingga sinyal mati total.
Setelah rusak, pihaknya sempat berkoordinasi dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi NTT. Pada Februari 2022, baru tower tersebut berfungsi kembali.
"Untung sudah beroperasi kembali. Kalau tidak, kami sempat berencana membongkar tower itu dan membuangnya," kata Carlens.
Baca juga: Kebocoran Proyek BTS yang Seret Johnny G Plate: Dikorupsi 80 Persen, 985 Menara Mangkrak
Dia bersama warganya kecewa dengan kekuatan sinyal yang sangat lemah.
"Keberadaan tower itu seperti hanya pajangan saja, karena jangkauan sinyal dari tower tersebut tidak mencapai 500 meter," ungkap dia.
Carlens berharap, pemerintah pusat bisa memperbaiki tower tersebut agar warga bisa menikmati jaringan yang berkualitas.
Melansir laman Kemenkominfo, Base Transceiver Station (BTS) adalah infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara perangkat komunikasi dan jaringan operator.
Fungsi BTS adalah mengirimkan serta menerima sinyal radio ke perangkat komunikasi seperti misalnya ponsel, telepon rumah, dan perangkat lainnya.
Sinyal radio itu akan diubah menjadi sinyal digital yang selanjutnya dikirim ke terminal lain menjadi sebuah pesan atau data.
Baca juga: Korupsi Proyek BTS 4G Seret Plate, PPATK: Rekening yang Diblokir Banyak Sekali
Sedangkan, melansir pemberitaan Kompas.com pada Kamis (18/5/2023), Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, proyek BTS 4G Kominfo dimulai sejak 2020 dengan rancangan anggaran mencapai Rp 24 triliun.
Pada kurun Desember 2021 hingga Maret 2023, pembangunan 4.800 tower BTS ditarget rampung.
Hingga saat ini, hanya terdapat 985 tower BTS 4G yang telah dibangun, itu pun tidak bisa digunakan.
Adapun kasus korupsi tower BTS 4G yang menyeret nama eks Menkominfo Johnny G Plate disebut membuat negara merugi hingga Rp 8,32 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.