KOMPAS.com - Nyawa AS (16), pelajar SMK di Kota Bogor, Jawa Barat, direnggut oleh trio pembacok berinisial SA (18), B (17), dan ASR (17).
Peristiwa itu terjadi di lampu merah Simpang Pomad, Jalan Raya Jakarta-Bogor, saat korban pulang dari sekolah, Jumat (10/3/2023).
Setelah sempat bersembunyi, dua dari tiga pelaku akhirnya ditangkap polisi.
Sementara seorang pelaku berinisial ASR, menjadi buronan polisi.
Baca juga: Akhir Pelarian Tukul, Pembacok Siswa SMK di Bogor Ditangkap di Bantul, Pelaku Buron 2 Bulan
ASR merupakan sosok yang membacok korban. B bertugas mengendarai sepeda motor. Ia juga merupakan pemilik senjata tajam dan kendaraaan tersebut.
Sedangkan, SA yang duduk di tengah sempat memukulkan topinya ke AS meski akhirnya tak mengenai korban. SA juga berperan membuang golok yang dipakai mencelakai AS.
Setelah dua bulan berlalu, ASR alias Tukul berhasil ditangkap oleh petugas kepolisian di Yogyakarta.
Pada Jumat (12/5/2023), keluarga AA pun diundang langsung untuk menyaksikan konferensi pers di Mako Polresta Bogor Kota.
Isak tangis dan derasnya air mata pun keluar dari tiap anggota keluarga yang hadir. Kakak AS menangis histeris sambil tak menyangka jika Tukul tega membunuh adiknya.
"Ngga ada yang bisa gantiin adek gua gi. Jijik banget kelakuan lu, pikiran lu apa," tambahnya.
"Adek saya sekolah gi, bukan tawuran gi, kenapa dibunuh," ungkapnya.
Baca juga: Kronologi Penangkapan Pelaku Pembacokan Siswa SMK di Bogor di Yogya, 2 Bulan Buron
Suasana semkain haru, saat ayah angkat AS, Rujai dengan tegas tidak pernah sama sekali berbuat kasar.
Rujai menyayangkan alasan dan perbuatan Tukul yang di luar nalar anak seusianya.
"Saya sebagai bapaknya ga pernah nyentil ga pernah apa. Tapi, ini Agi sampai ngebunuh anak saya. Ya Allah," kata Rujai sambil menangis.
Sang ibu kandung dari AS pun ikut menangis. Ia tak kuasa saat melihat Tukul yang membunuh anaknya dibawa ke lantai 3 Ruang Reskrim.