KOMPAS.com - Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah, putra dari Prabu Brawijaya, raja terakhir Kerajaan Majapahit.
Letak Kerajaan Demak di wilayah Jawa Tengah, tepatnya di daerah yang bernama Bintoro yang awalnya adalah bagian Majapahit.
Kerajaan Demak dikenal sebagai pusat persebaran Agama Islam yang di Indonesia. Penyebaran Agama Islam di Demak dibantu oleh para Wali Songo.
Sebelum menjadi kerajaan, daerah Demak merupakan kadipaten yang menjadi bagian Kerajaan Majapahit.
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Trenggono pada tahun 1521-1546.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Demak
Di bawah masa pemerintahannya, Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam dan wilayahnya semakin luas hingga ke Jawa bagian timur dan barat.
Seperti, wilayah Sunda Kelapa dikuasai setelah berhasil mengusir Portugis pada tahun 1527, menguasi Tuban pada tahun yang sama, menguasai Madiun pada tahun 1529, Surabaya serta Pasuruan berhasil dikuasai pada tahun 1545, dan Blambangan.
Sultan Trenggono wafat saat melakukan penyerangan ke Pasuruan pada tahun 1546.
Sepeninggalannya, terjadi perselisihan mengenai penerus takhta Kerajaan Demak. Sementara, situasi ibu kota Demak mengalami kerusakan cukup parah.
Kondisi tersebut menjadi awal keruntuhan Kerajaan Demak hingga akhirnya jatuh ke tangan Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir, pendiri Kerajaan Pajang.
Raden Patah adalah pendiri Kerajaan Demak yang memimpin sejak 1500 M.
Pada masa kekuasaannya, Demak menjadi pusat agama Islam yang dikembangkan bersama Wali Songo.
Raden Patah memimpin Kerajaan Demak pada periode awal di masa berkembangnya Islam di Jawa.
Baca juga: Mengapa Kerajaan Demak Mengalami Perkembangan Pesat?
Setelah meninggalnya Raden Patah pada tahun 1518 M, Kesultanan Demak diambil alih oleh putranya yang bernama Pati Unus (1488-1521 M).
Pati Unus mendapatkan gelar Pangeran Sabrang Lor karena keberaniannya dalam berperang.
Adipati Unus gugur saat memimpin penyerbuan ke Malaka yang dikuasai oleh Portugis pada tahun 1521.
Penggantinya adalah Sultan Trenggono yang merupakan raja ketiga Kerajaan Demak.
Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono, Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannnya. Wilayah Demak meluas sampai ke Jawa Timur dan Jawa barat.
Demak dan Cirebon di bawah kepemimpinan Fatahillah berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada tahun 1527.
Nama Sunda Kelapa kemudian diganti menjadi Jayakarta yang artinya kemenangan yang sempurna.
Demak kemudian melakukan penyerangan ke Panarukan Situbondo yang dikuasai oleh Kerajaan Blambangan pada tahun 1546. Sultan Trenggono tewas dalam pertempuran ini.
Sunan Prawata adalah anak Sultan Trenggono.
Setelah Sultan Trenggono gugur dalam pertempuran, perpindahan kekuasaan ke anaknya tidak berjalan mulus.
Baca juga: Peranan Kerajaan Demak dalam Menyebarkan Islam di Pulau Jawa
Hal tersebut lantaran, Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar berupaya menduduki kekuasaan Kerajaan Demak dengan mengalahkan Sunan Prawata.
Sunan Prawata membunuh Pangeran Surowiyoto yang menyebabkan berkurangnya dukungan terhadapnya.
Akibatnya, Sunan Prawata memindahkan pusat kerajaan ke Pati.
Namun, masa pemerintahan Sunan Prawata tidak berlangsung lama. Arya Penangsang, putra Pangeran Surowiyoto berhasil membunuh Sunan Prawata pada tahun 1549.
Arya Penangsang menduduki takhta Kerajaan Demak setelah berhasil membunuh Sunan Prawata.
Arya Penangsang juga berhasil menyingkirkan Pangeran Hadiri/Kalinyamat, penguasa Jepara yang dianggap berbahaya untuk kekuasaannya.
Situasi tersebut membuat pada adipati Demak tidak menyukainya, salah satunya Hadiwijaya yang berasal dari Pajang.
Kekuasaan Demak kemudian dipindahkan ke Jipang, wilayah kekuasaan Arya Penangsang.
Hadiwijaya dibantu Ki Ageng Pemanahan, Ki Penjawi dan anaknya (Sutawijaya) melakukan pemberontakan. Arya Penangsang tewas dalam pemberotakan tersebut.
Hadiwijaya mengambil alih takhta Kerajaan Demak dan memindahkan kekuasaan ke Pajang. Hal tersebut menandai berakhirnya Kerajaan Demak.
Penulis: Widya Lestari Ningsing | Editor: Nibras Nada Nailufar
Sumber
https://sma13smg.sch.id dan https://www.kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.