Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Oknum Brimob di Jambi Ditahan Usai Diduga Keroyok Mahasiswa hingga Retak Rahang

Kompas.com - 06/05/2023, 19:27 WIB
Suwandi,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Sebanyak enam anggota Brimob Polda Jambi ditahan di ruang khusus setelah diduga mengeroyok mahasiswa hingga menyebabkan rahang patah.

Dalam foto yang beredar di media sosial, para anggota Brimob itu tampak duduk, terkurung di dalam sel. Mereka memakai seragam kedinasan.

Dansat Brimob Polda Jambi Kombes Pol Nadi Chaidir membenarkan bahwa foto tersebut merupakan enam orang yang diduga terlibat kasus penganiayaan.

"Iya. Sekarang sudah diproses hukum di Polresta Jambi," katanya melalui sambungan telepon, Sabtu (6/5/2023).

Baca juga: Oknum Brimob Polda Maluku yang Diduga Ikut Keroyok Mahasiswa Ditahan

Ia mengatakan pihaknya telah berkomitmen untuk melakukan proses hukum pelaku pengeroyokan sesuai hukum berlaku.

Sementara Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Pol Mulia Prianto menuturkan para polisi itu sudah ditahan di tempat khusus (patsus).

Kini penyelidikan kasus dan kode etik terhadap para pelaku sedang diproses.

"Para personel tersebut sudah diambil tindakan, berupa penempatan khusus dan proses investigasi," kata Mulia.

Sampai sekarang, polisi belum merinci keterlibatan masing-masing personel Brimob tersebut. Begitu pun juga identitas para terduga belum diungkap.

Sementara itu, seorang mahasiswa Sekolah Pelayaran Militer (SPM) Jambi, Angga Kurniawan yang mengaku sebagai korban pengeroyokan enam personel Brimob tersebut mengatakan, penganiayaan itu berlangsung pada Senin (29/4/2023) dini hari. 

Angga pun mengaku trauma dengan peristiwa itu. 

Kronologi versi korban

Tangkapan layar Foto 6 anggota Brimob Jambi viral di media sosial. Enam anggota Brimob itu diduga pelaku pengeroyokan mahasiswa di Jambi sampai rahangnya patah dan hanya makan bubur.Suwandi/KOMPAS.com Tangkapan layar Foto 6 anggota Brimob Jambi viral di media sosial. Enam anggota Brimob itu diduga pelaku pengeroyokan mahasiswa di Jambi sampai rahangnya patah dan hanya makan bubur.
Menurut Angga, pengeroyokan terjadi di kawasan Paal Merah dan Kenali Asam Atas, Kota Jambi. Ia juga mengaku ditodong senjata.

Peristiwa pengeroyokan diawali saat para pelaku tampak sedang mencari seseorang di sekitar rumah keluarga Angga di Jelutung, Kota Jambi.

"Kami tidak kenal. Orang itu melihat-lihat rumah kami. Maka saya curiga dan bertanya kepada orang itu," kata Angga, Sabtu (6/5/2023).

Merasa dicurigai, salah satu dari pelaku membentak sepupu Angga, yang berada di lokasi.

Angga yang tidak terima, marah dengan pria asing tersebut. Terjadilah baku hantam di antara mereka. Keributan berakhir setelah ayah Angga datang.

Baca juga: Mabuk Miras, Tiga Wisatawan Asal Bandung Keroyok Polisi di Pantai Santolo Garut

Selang beberapa lama kemudian, beberapa polisi berseragam lengkap datang. Dari para polisi itu lah, Angga mengetahui bahwa pria yang berkelahi dengannya itu merupakan anggota Brimob.

"Awalnya saya tidak tahu kalau dia itu anggota, ternyata dia nyari temannya yang juga anggota yang ngekos di sini," ujar Angga.

Akibat serangkaian kekerasan itu, Angga mengeluhkan tulang rahangnya retak dan selain masih mengalami trauma.

Kondisi rahang tersebut diketahui setelah menjalani pemeriksaan rontgen di Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi.

"Kata dokter ini retak di rahang kiri. Bagian ini yang ditendang. Tetapi, ini mau ditangani dokter ahli mulut biar lebih jelas," kata Angga.

Sampai sekarang, kata Angga dirinya masih kesulitan mengonsumsi makanan berat. Untuk sementara, ia mengonsumsi bubur sebagai makanan pokok.

Tidak hanya itu, sakit kepala masih dirasakannya saat berdiri. Masih terdapat bekas benjolan di bagian kepalanya.

Baca juga: Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Ambon, Komandan Brimob: Anggota Tidak Ikut Pukul, Justru Melerai

"Masih terasa benjol-benjol sedikit. Ditekan sakit. Saat tiba-tiba berdiri, pusing dan langsung pejamkan mata. Jalan masih lemas. Telinga berdenging karena sempat berdarah," kata Angga

Padahal, Angga beberapa bulan lagi akan menjalani wisuda sebagai mahasiswa Sekolah Pelayaran Militer (SPM) Jambi. Makanya, ia berharap segera sembuh.

Keluarga Angga melaporkan kasus penganiayaan ini ke Polresta Jambi dengan nomor laporan: STPL/ b-279/ IV/2023/ SPKT III/ Polresta Jambi/ Polda Jambi. Tidak hanya itu, kasus ini dilaporkan ke Propam Polda Jambi dengan nomor laporan: STPL/16/IV/2023/Yanduan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejumlah Pemda Larang 'Study Tour', Pelaku Wisata di Magelang: Keputusan Aneh dan Reaksioner

Sejumlah Pemda Larang "Study Tour", Pelaku Wisata di Magelang: Keputusan Aneh dan Reaksioner

Regional
Mahakam Ulu Ditetapkan sebagai Tanggap Darurat Banjir hingga 27 Mei

Mahakam Ulu Ditetapkan sebagai Tanggap Darurat Banjir hingga 27 Mei

Regional
Diduga Dipaksa Cerai, Pria di Banyuasin Aniaya Kedua Mertua

Diduga Dipaksa Cerai, Pria di Banyuasin Aniaya Kedua Mertua

Regional
Pemuda di Tarakan Dianiaya hingga Tewas, Polisi Tetapkan Satu Tersangka

Pemuda di Tarakan Dianiaya hingga Tewas, Polisi Tetapkan Satu Tersangka

Regional
Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo, Pengungsian Dibuka 3 Hari

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo, Pengungsian Dibuka 3 Hari

Regional
Dampak Banjir Lahar di Sumbar, 450 Hektar Lahan Pertanian Alami Puso

Dampak Banjir Lahar di Sumbar, 450 Hektar Lahan Pertanian Alami Puso

Regional
Berkomitmen pada Zakat, Danny Pomanto Dinobatkan Jadi Duta Zakat Indonesia

Berkomitmen pada Zakat, Danny Pomanto Dinobatkan Jadi Duta Zakat Indonesia

Regional
Kronologi Ibu-ibu Tampar Anggota Polisi di Makassar, Tak Terima Lapaknya Ditertibkan

Kronologi Ibu-ibu Tampar Anggota Polisi di Makassar, Tak Terima Lapaknya Ditertibkan

Regional
Kembalikan Formulir Pilkada ke PDI-P, Wali Kota Semarang Sebut Kriteria Pasangannya

Kembalikan Formulir Pilkada ke PDI-P, Wali Kota Semarang Sebut Kriteria Pasangannya

Regional
Puncak Kemarau di Jateng Diprediksi Juli dan Agustus 2024, Waspada Cuaca Ekstrem

Puncak Kemarau di Jateng Diprediksi Juli dan Agustus 2024, Waspada Cuaca Ekstrem

Regional
Siswa SD Hilang pada Banjir Sumbar, Korban Sempat Tulis Puisi tentang Hutan

Siswa SD Hilang pada Banjir Sumbar, Korban Sempat Tulis Puisi tentang Hutan

Regional
Wakil Wali Kota Teguh Prakosa Daftar Jadi Bakal Cawalkot Solo di PDI-P

Wakil Wali Kota Teguh Prakosa Daftar Jadi Bakal Cawalkot Solo di PDI-P

Regional
Dampak Banjir Bandang Mahakam Ulu, Belum Ada Listrik Menyala di Ujoh Bilang

Dampak Banjir Bandang Mahakam Ulu, Belum Ada Listrik Menyala di Ujoh Bilang

Regional
Bawa Hasil Bumi dan Barongsai, Wali Kota Semarang Kembalikan Formulir Pendaftaran Pilkada ke PDI-P

Bawa Hasil Bumi dan Barongsai, Wali Kota Semarang Kembalikan Formulir Pendaftaran Pilkada ke PDI-P

Regional
Kronologi Ayah Banting Bayinya hingga Tewas di Empat Lawang, Ternyata Sering Lakukan KDRT

Kronologi Ayah Banting Bayinya hingga Tewas di Empat Lawang, Ternyata Sering Lakukan KDRT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com