LEMBATA, KOMPAS.com - Sejumlah desa di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dilanda hujan abu akibat letusan gunung Ile Lewotolok.
Oktovianus Pureklolon, warga Desa Lamawara, Kecamatan Ile Ape mengatakan, hujan abu telah berlangsung selama sebulan terakhir. Beberapa atap rumah warga rusak akibat material vulkanik.
la menuturkan, setiap kali meletus, muntahan material vulkanik gunung Ile Lewotolok masuk ke permukiman warga.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok NTT Meletus 69 Kali Disertai Lontaran Lava Pijar
Kondisi ini membuat warga cemas. Bahkan, ada yang memilih tinggal di lokasi perkebunan Parek Walang yang letaknya jauh dari Desa Lamawara.
“Siang malam begini terus, jadinya tidak bebas,” ujar Oktovianus kepada wartawan, Selasa (2/5/2023).
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Hari Ini, Meletus 98 Kali Disertai Dentuman Kuat
Hal serupa diungkapkan Tofik Subaraya, warga Desa Bungamuda. Tofik menyebut, hujan abu juga melanda Desa Napasabok, Bungamuda, Amakaka, dan Tanjung Batu.
Tofik cemas jika kondisi ini terus terjadi karena akan membahayakan penduduk di sekitar lereng gunung Ile Lewotolok. Bahkan menurutnya, ternak warga seperti kambing dan babi akan terkena dampak hingga berujung kematian.
“Ini sudah satu bulan kondisinya seperti ini,” katanya.
Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok Jefri Pugel menjelaskan, hujan abu yang melanda beberapa desa akibat gempa erupsi. Ketika terjadi erupsi, beberapa wilayah di Kecamatan Ile Ape terkena hujan abu.
Jefri menerangkan, hujan abu yang jatuh ke permukiman warga mengikuti arah angin. Jika ke arah barat atau barat laut, maka beberapa desa seperti Bungamuda, Lamawara dan sekitarnya terkena dampak.
“Begitu pun kalau ke arah barat atau barat daya, hujan abu bisa jatuh di Desa Waowala. Sangat tergantung arah angin,” jelasnya.